Pasar Kripto Vietnam 2025: Analisa Komprehensif dari 21 Juta Investor
Bagaimana Vietnam Menjadi Pusat Web3 Terkemuka di Asia Tenggara – Laporan Khusus GM Vietnam 2025
Laporan ini disusun oleh Tiger Research sebagai analisis komprehensif mengenai strategi Vietnam sebagai pusat Web3 utama di Asia Tenggara menjelang acara GM Vietnam 2025.
Opini Tokoh
Poin Penting
Demografi yang Mendukung Adopsi Web3 Sejak Dini: Dengan populasi yang didominasi anak muda, melek teknologi, mobile-first, serta tingkat adopsi kripto tertinggi secara global, Vietnam muncul sebagai kandidat alami untuk menjadi pemimpin inovasi Web3 di Asia Tenggara.
Dari Ketidakjelasan ke Arah Regulasi yang Proaktif: Sikap regulator di Vietnam kini bergeser. Pemerintah mulai mengembangkan kerangka hukum melalui program sandbox dan sistem perizinan formal, berpotensi menjadikan Vietnam sebagai pusat kripto teregulasi pada 2025–2026.
Pasar yang Didominasi Ritel: Ekosistem kripto Vietnam saat ini didorong hampir sepenuhnya oleh investor ritel, dengan volume perdagangan yang tinggi dan infrastruktur peer-to-peer (P2P) yang kuat. Keterlibatan institusi masih terbatas, namun diyakini akan tumbuh pesat seiring kejelasan regulasi.
Belum Ada Bursa Kripto Lokal yang Dominan: Meskipun belum memiliki bursa lokal terkemuka, momentum regulasi saat ini dapat membuka jalan bagi CEX lokal dan asing untuk beroperasi di bawah kerangka hukum resmi, berpotensi mengubah lanskap kompetisi secara signifikan.
Vietnam Melahirkan Proyek DeFi Kelas Dunia: Proyek seperti Pendle dan Kyber membuktikan bahwa inovasi teknologi dari Vietnam memiliki daya saing global. Meski begitu, edukasi pengguna dan peningkatan kepercayaan publik masih menjadi tantangan utama.
Ambisi Membangun Infrastruktur Web3 Nasional: Munculnya blockchain L1 nasional serta dukungan kuat dari sektor swasta menunjukkan tekad Vietnam untuk membangun infrastruktur Web3 yang berdaulat dan berkelanjutan.
GameFi yang Lebih Dewasa: Setelah siklus naik-turun yang tajam, ekosistem GameFi di Vietnam mulai matang dan beralih dari spekulasi jangka pendek ke fokus pada kualitas gameplay, daya tahan ekonomi dalam game, dan penguatan infrastruktur.
Pelopor Inovasi Wallet Kripto: Tim pengembang Vietnam menonjol dalam pengembangan wallet digital, menunjukkan kecakapan teknis dan naluri adopsi awal. Tantangan berikutnya adalah membangun kepercayaan, meningkatkan UX, dan integrasi yang lebih dalam dengan ekosistem global.
Talenta Teknologi Terbesar di Asia Tenggara: Vietnam memiliki basis talenta teknologi terbesar di kawasan ASEAN. Dengan penguatan pendidikan blockchain, potensi pengembang Web3 dari Vietnam dapat berkembang menjadi salah satu yang paling unggul di Asia.
Vietnam menjadi Pusat Komunitas: komunitas kripto tidak sekadar menjadi basis pendukung mereka, melainkan keberhasilan proyek sangat bergantung pada kepercayaan komunitas, lokalisasi yang kuat, dan keterlibatan jangka panjang, sehingga bukan sekadar strategi pemasaran berbayar.
1.Perkembangan Ekonomi Vietnam dan Transisinya ke Era Web3
Vietnam adalah salah satu ekonomi digital dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara ditopang oleh populasi muda, pola konsumsi digital yang sangat tinggi, dan orientasi teknologi yang semakin menguat. Dengan populasi mencapai 101 juta jiwa, usia median di bawah 33 tahun, serta tingkat penetrasi internet mendekati 80%, Vietnam memiliki prasyarat ideal untuk adopsi awal teknologi baru, termasuk Web3.
Sebelum pandemi COVID-19, pertumbuhan PDB Vietnam secara konsisten menembus 6–7% per tahun, menjadikannya salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di kawasan sekitar. Pertumbuhan kelas menengah juga memacu digitalisasi cepat di berbagai sektor, mulai dari layanan keuangan hingga hiburan.
Dalam konteks adopsi kripto, Vietnam berada di deretan peringkat teratas secara global. Berdasarkan laporan dari Chainalysis dan berbagai riset industri, Vietnam berulang kali tercatat di 5 besar negara dengan tingkat adopsi kripto tertinggi di dunia yang didorong bukan oleh aliran institusional, melainkan oleh basis pengguna ritel yang sangat aktif.
Pada tahun 2024, diperkirakan ada 21,2 juta orang dewasa di Vietnam yang telah memiliki atau menggunakan aset kripto. Volume transaksi tahunan melebihi $100 miliar, menempatkan Vietnam secara konsisten di antara negara-negara dengan aktivitas kripto ritel tertinggi secara global.
Adopsi ini tidak terjadi dengan limitasi tertentu, melainkan menjadi bagian dari tren digital yang lebih luas. Ekonomi digital Vietnam diproyeksikan mencapai $45 miliar pada 2025, didorong oleh layanan keuangan berbasis seluler. Dengan pondasi digital yang kuat, tingkat adopsi smartphone yang tinggi, serta jumlah penduduk yang besar, Vietnam menonjol dengan potensi kuat Web3 di tingkat global.
Perjalanan Web3 di Vietnam dimulai sejak 2017–2018, melalui proyek infrastruktur blockchain awal seperti TomoChain dan Kyber Network.
Namun, titik balik utama terjadi pada 2021 ketika Sky Mavis meluncurkan Axie Infinity beserta sidechain khususnya, Ronin. Ledakan play-to-earn yang mengikuti membawa Vietnam ke panggung global, menarik jutaan pengguna dan memicu gelombang investasi modal ventura ke dalam ekosistem lokal.
Sejak saat itu, Vietnam tidak hanya dikenal sebagai pasar pengguna kripto yang besar, tetapi juga sebagai basis pengembang (builder base) yang produktif dan inovatif.
Meski tanpa kejelasan regulasi yang memadai, tim lokal telah berhasil meluncurkan berbagai proyek DeFi, GameFi, wallet kripto, hingga infrastruktur blockchain yang digunakan secara global. Kombinasi antara populasi melek teknologi, fundamental ekonomi yang kuat, dan rekam jejak Web3 yang sukses menjadikan Vietnam sebagai pasar kripto paling menjanjikan di Asia Tenggara, dan salah satu yang paling matang dari sisi adopsi maupun inovasi.
2. Lanskap Regulasi dan Perkembangan Kebijakan
Sikap pemerintah Vietnam terhadap kripto secara historis bersifat hati-hati. Meski kepemilikan dan perdagangan aset kripto diperbolehkan, penggunaannya sebagai alat pembayaran telah dilarang sejak 2017. Hal ini menciptakan grey zone dari sisi hukum, di mana aktivitas kripto berkembang pesat namun tidak memiliki regulasi formal yang jelas.
Namun, pendekatan ini kini mulai berubah. Sejak 2021, pemerintah mulai bergerak menuju pengawasan formal melalui berbagai inisiatif percontohan dan pembentukan kerangka hukum.
Beberapa kementerian kini aktif dalam merancang kebijakan terkait aset digital. Secara khusus, Kementerian Keuangan (MoF) telah memperkenalkan program regulatory sandbox, sementara lembaga lain tengah menetapkan mandat masing-masing dalam menangani klasifikasi hukum, perlindungan investor, serta pencegahan penipuan.
Bagi pelaku industri, situasi ini menciptakan tantangan jangka pendek, namun juga peluang jangka panjang. Sampai sandbox aktif dan skema perizinan difinalisasi, perusahaan kripto di Vietnam masih beroperasi dalam kondisi tanpa lisensi resmi, tanpa kejelasan pajak, dan dengan ketidakpastian hukum yang terus berlanjut.
Namun, perusahaan yang memilih untuk berpartisipasi lebih awal, mengikuti standar kepatuhan internasional, dan membangun hubungan dengan regulator dapat memperoleh keunggulan sebagai pionir saat regulasi resmi diberlakukan.
Isu perpajakan juga diharapkan menyusul setelah skema perizinan tersedia. Saat ini, Vietnam belum memiliki kerangka pajak khusus untuk aset kripto, namun sinyal dari MoF menunjukkan bahwa begitu exchanges kripto dilegalkan, pajak atas keuntungan modal (capital gain) atau pajak atas transaksi kemungkinan akan diberlakukan. Selama ini, model peer-to-peer (P2P) menyulitkan penerapan pajak, namun legalisasi exchanges akan mempermudah penegakan kepatuhan.
Singkatnya, Vietnam kini berada dalam transisi dari pembatasan pasif menuju eksperimen yang terstruktur dan progresif. Periode 2025–2026 akan menjadi fase kritis. Jika pilot project berjalan sukses, Vietnam berpotensi menjadi pusat kripto teregulasi di Asia Tenggara, menawarkan kejelasan hukum bagi bisnis, perlindungan bagi pengguna, dan ruang aman bagi inovasi.
3. Ruang Lingkup Perdagangan Aset Kripto di Vietnam
3.1. Perdagangan Ritel vs. Institusional
Meskipun Vietnam secara konsisten menduduki peringkat tinggi dalam adopsi kripto global, negara ini masih belum memiliki exchanges kripto lokal yang berlisensi akibat ketidakpastian regulasi. Akibatnya, aktivitas perdagangan didominasi oleh pengguna ritel dan berlangsung hampir seluruhnya di platform terpusat (CEX) internasional.
Diperkirakan terdapat sekitar 17 juta pengguna kripto aktif di Vietnam yang melakukan perdagangan di exchanges global seperti Binance, Bybit, MEXC, BingX, dan HTX. Pada tahun 2023, pengguna asal Vietnam menempati peringkat keempat secara global di Binance berdasarkan volume perdagangan bulanan dan mencapai lebih dari $20 miliar dalam satu bulan.
Trader ritel di Vietnam dikenal sebagai pengguna yang gesit dan memiliki toleransi risiko tinggi. Banyak di antara mereka yang secara aktif memperdagangkan produk spot, futures, dan margin, seringkali mengejar peluang jangka pendek dan program insentif dengan imbal hasil tinggi.
Sebaliknya, aktivitas institusional di Vietnam hampir tidak terlihat. Ketidakjelasan hukum membuat lembaga keuangan seperti bank, manajer aset, dan korporasi masih enggan terlibat dalam pasar kripto. Hingga kini, belum ada dana investasi kripto, ETF, maupun produk keuangan formal yang tersedia secara lokal.
Namun, minat dari kalangan institusi diam-diam mulai tumbuh. Beberapa perusahaan tengah meneliti dan mengembangkan produk keuangan berbasis kripto, sambil menunggu kejelasan hukum. Jika regulasi formal mulai diberlakukan, partisipasi institusi diyakini dapat mengubah lanskap pasar secara signifikan dengan mendatangkan lebih banyak likuiditas serta infrastruktur perdagangan yang lebih profesional dan terstandarisasi.
3.2. Perdagangan Peer-to-Peer (P2P)
Karena pengguna di Vietnam tidak dapat langsung membeli atau menjual aset kripto melalui rekening bank lokal akibat belum adanya exchanges teregulasi atau jalur fiat onramp perdagangan peer-to-peer (P2P) telah menjadi infrastruktur penting dalam ekosistem kripto lokal. Platform seperti Binance P2P memungkinkan pengguna membeli dan menjual stablecoin menggunakan mata uang lokal VND melalui transfer bank domestik.
Fitur escrow dan sistem verifikasi pedagang memberikan jaminan keamanan transaksi, menjadikan metode ini cepat, luas digunakan, dan dipercaya secara luas. Selain itu, pengguna besar atau “whales” juga menjalankan saluran perdagangan P2P secara langsung. Mereka sering beroperasi melalui grup percakapan privat atau kesepakatan bilateral, menggunakan jalur P2P yang sama untuk transaksi dengan volume besar. Beberapa di antaranya juga menyediakan likuiditas bagi pedagang P2P lainnya.
Namun, risiko tetap ada. Penipuan masih menjadi masalah dalam grup perdagangan informal, dan beberapa bank mulai menandai atau membekukan rekening yang terindikasi terkait aktivitas kripto atau pencucian uang. Otoritas keuangan juga telah mulai memantau lebih ketat arus dana fiat ke stablecoin, terutama untuk jumlah besar.
Kehadiran exchanges teregulasi di dalam negeri diyakini dapat mengurangi berbagai friksi ini. Namun demikian, meskipun regulasi telah diberlakukan, perdagangan P2P kemungkinan besar akan tetap menjadi jalur utama bagi pengguna Vietnam untuk masuk dan keluar dari pasar kripto terutama karena fleksibilitas dan kemudahan aksesnya.
4. Penjelajahan Sektor: Ekosistem Kripto & Blockchain Vietnam
Ekosistem kripto Vietnam berkembang pesat dan mencakup hampir seluruh rantai nilai Web3, dari infrastruktur Layer-1, protokol DeFi, GameFi, wallet, hingga edukasi developer. Para pelaku lokal tidak sekadar mengikuti tren global, tetapi turut membentuknya.
Bagian ini menyajikan analisis mendalam terhadap sektor-sektor utama yang menunjukkan kontribusi nyata dari tim-tim asal Vietnam, dengan konteks lokal yang relevan secara global.
4.1. Exchanges Terpusat (CEX)
Vietnam hingga kini belum memiliki bursa kripto terpusat (CEX) lokal akibat ketidakpastian regulasi. Kondisi ini membuat seluruh pasar CEX dikuasai oleh platform global. Beberapa pemain baru seperti Coinstore mulai memasuki pasar, namun persaingan sangat ketat karena loyalitas pengguna yang sudah terbentuk dan dominasi pemain lama.

Binance, Bybit, MEXC, BingX, Bitget, dan HTX memimpin pasar. Exchanges telah mendapatkan daya tarik di Vietnam melalui strategi lokalisasi. Mereka telah menambahkan interface berbahasa Vietnam, membangun perdagangan P2P berbasis VND, merekrut tim lokal, mensponsori acara, dan menyesuaikan pemasaran untuk pengguna Vietnam.
Produk futures dan spot sangat populer di sini. Pengguna Vietnam termasuk di antara yang paling aktif secara global di platform-platform ini.
Ke depan, ada dua perkembangan yang dapat membentuk kembali lanskap bursa di Vietnam. Yang pertama adalah kemunculan bursa lokal yang sepenuhnya dijalankan oleh orang Vietnam sesuatu yang selama ini tidak dimiliki pasar karena ketidakjelasan regulasi. CEX lokal dapat lebih memenuhi kebutuhan pasar domestik, terintegrasi lebih dalam dengan sistem pembayaran dalam negeri, dan membangun kepercayaan merek jangka panjang.
Yang kedua adalah pergeseran lingkungan regulasi. Pada Maret 2025, Kementerian Keuangan mengusulkan program sandbox untuk bursa aset digital. Jika diterapkan, ini dapat memungkinkan platform asing maupun lokal untuk beroperasi secara legal di bawah kerangka formal. Bursa seperti OKX, BingX, atau Bybit memperhatikan perkembangan ini dan bersiap untuk perubahan tersebut.
Bersama-sama, langkah-langkah ini dapat mendorong pasar bursa Vietnam keluar dari zona abu-abu menuju ekosistem yang lebih teregulasi dan matang sebuah ekosistem yang mendukung baik platform global maupun inovasi lokal.
4.2. Keuangan Terdesentralisasi (DeFi)
Vietnam adalah salah satu pasar pengguna DeFi paling aktif di Asia, dan sebagian besar aktivitas tersebut berasal dari basis pengguna ritel yang besar yang mencari peluang imbal hasil tinggi di berbagai platform DeFi global.
Vietnam telah menghasilkan beberapa proyek unggulan. Misalnya, Kyber Network adalah salah satu protokol DeFi besar pertama di dunia, yang didirikan bersama oleh insinyur Vietnam pada tahun 2017. Protokol ini memainkan peran mendasar dalam ekosistem DeFi awal Ethereum.
Contoh yang lebih baru adalah Pendle Finance, yang didirikan bersama oleh seorang pengembang asal Vietnam. Pendle menciptakan pasar sekunder untuk imbal hasil yang ditokenisasi, memungkinkan pengguna memperdagangkan imbal hasil masa depan dari aset. Protokol ini melampaui $250 juta dalam TVL pada tahun 2024 dan kini dianggap sebagai salah satu platform pendapatan tetap paling inovatif di DeFi.
Keberhasilan-keberhasilan ini menunjukkan bahwa Vietnam memiliki kemampuan untuk membangun protokol dengan standar global. Proyek seperti Kyber dan Pendle menunjukkan apa yang mungkin dicapai ketika para pembangun Vietnam menargetkan pasar di luar negeri dan berfokus pada inovasi jangka panjang.
Namun, ini masih merupakan pengecualian. Pasar telah melihat terlalu banyak proyek jangka pendek atau rug pull perlahan yang mengikis kepercayaan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Dalam konteks ini, keberhasilan para pembangun yang serius menawarkan sinyal yang jarang namun penting: Vietnam dapat menciptakan infrastruktur DeFi yang kompetitif secara global ketika visi yang dimiliki tepat.
Di sisi pengguna, meskipun Vietnam dikenal dengan basis pengguna ritel yang aktif dan toleran terhadap risiko, jumlah pengguna yang benar-benar memahami dan menavigasi DeFi secara mendalam masih relatif kecil. Strategi DeFi tingkat lanjut atau mekanisme protokol yang kompleks masih menjadi hambatan bagi banyak orang. Namun, motivasi inti risiko tinggi, imbal hasil tinggi, dan dorongan konstan untuk memperoleh keuntungan menjadikan Vietnam pasar yang ideal untuk pertumbuhan DeFi.
Di antara semua vertikal Web3, DeFi tetap menjadi sektor dengan potensi terkuat untuk mengangkat kehadiran Vietnam di panggung global, baik melalui protokol buatan dalam negeri maupun basis pengguna yang sangat terlibat.
4.3.Infrastruktur Blockchain & Layer‑1
Sektor infrastruktur blockchain Vietnam telah menghasilkan proyek Layer-1 dengan kualitas teknis yang solid dan berhasil mendapatkan perhatian global sejak awal. Namun, hanya sedikit yang mampu mempertahankan ekosistem pengembang atau mendorong penggunaan jangka panjang dalam skala besar.
Pada tahun-tahun awal, proyek seperti TomoChain dan KardiaChain menandai langkah pertama Vietnam dalam pengembangan Layer-1. Jaringan-jaringan ini menunjukkan kelayakan teknis dan membangun pengetahuan dasar, namun adopsinya tetap terbatas dan sejak itu telah dilampaui oleh inisiatif baru yang lebih khusus. TomoChain kemudian melakukan rebranding menjadi Viction, meskipun ekosistemnya tetap relatif sepi.
Contoh yang mendefinisikan kemampuan Layer-1 Vietnam adalah Ronin Network, yang dibangun oleh Sky Mavis untuk mendukung Axie Infinity. Ronin dirancang sebagai sidechain Ethereum dengan throughput tinggi untuk mengakomodasi jutaan transaksi harian, membuktikan bahwa tim asal Vietnam dapat menghadirkan infrastruktur dalam skala global.
Meskipun awalnya berfokus pada game, Ronin kini beroperasi sebagai L1 mandiri dengan pengakuan luas di ekosistem Web3.
Perubahan besar terjadi pada awal 2025, ketika One Mount Group, salah satu teknologi terkemuka Vietnam mengalokasikan dana sebesar $200–500 juta untuk membangun blockchain Layer-1 nasional. Rantai ini dirancang untuk berbagai kasus penggunaan dunia nyata seperti identitas digital, infrastruktur keuangan, dan manajemen rantai pasok. Langkah ini mencerminkan dorongan strategis sektor korporasi Vietnam untuk memiliki dan mengendalikan infrastruktur inti blockchain secara domestik, alih-alih bergantung pada protokol eksternal.

Vietnam juga mulai memasuki ruang DePIN. Proyek yang paling terlihat di sektor ini adalah U2U Chain, sebuah Layer-1 berbasis DAG yang dikembangkan oleh tim asal Vietnam. Berbeda dengan blockchain tradisional, DAG (Directed Acyclic Graph) mengatur transaksi dalam struktur graf, bukan rantai tunggal, sehingga memungkinkan throughput dan skalabilitas yang lebih tinggi.
Pada November 2024, U2U Network berhasil menutup putaran pendanaan, mengumpulkan total $13,8 juta dari investor ternama termasuk KuCoin Ventures, Chain Capital, dan JDI Ventures. Pencapaian finansial yang signifikan ini mendorong U2U Network lebih jauh dalam misinya untuk menyediakan solusi komprehensif bagi DePIN.
Sebagai penutup, meskipun Vietnam belum menghasilkan Layer-1 serbaguna yang dominan selain Ronin, para pengguna di negara ini sudah aktif di berbagai ekosistem besar seperti Ethereum, Solana, dan Sui. Hal ini membuat Layer-1 baru sulit mendapatkan traksi yang berarti, terutama ketika tidak ada insentif finansial atau token yang menarik bagi pengguna awal.
Selain itu, dengan pengembangan Layer-1 pertama yang didukung secara nasional di Vietnam, kini ada harapan baru bahwa sebuah platform blockchain Vietnam yang kredibel dan dirancang khusus dapat muncul — platform yang selaras dengan agenda transformasi digital negara dan memiliki potensi adopsi domestik yang nyata.
4.4. GameFi
GameFi adalah kisah sukses Web3 paling menonjol yang pernah dihasilkan Vietnam hingga saat ini, tetapi sektor ini juga menjadi salah satu yang paling jenuh dan penuh tantangan.
Ledakan play-to-earn pada 2021 menempatkan Vietnam di peta dunia, dengan Axie Infinity mencapai lebih dari 2,8 juta pengguna harian pada puncaknya dan menunjukkan bagaimana tim asal Vietnam dapat membangun produk dan infrastruktur berskala global. Kesuksesan Axie menarik pendanaan besar dari VC dan menetapkan preseden untuk game Web3 di seluruh dunia.
VC Vietnam memainkan peran penting dalam ledakan GameFi dan merasakan baik puncak maupun jurangnya. Banyak dana lokal menghasilkan keuntungan besar dengan berinvestasi sejak dini di proyek seperti Thetan Arena, sehingga mendapatkan kredibilitas dan modal.
Namun, setelah kesuksesan tersebut, ruang GameFi dengan cepat dibanjiri proyek-proyek berkualitas rendah dan berumur pendek, banyak di antaranya dibuat semata-mata untuk meluncurkan token dan keluar. Puluhan game tiruan diluncurkan di Vietnam dengan gameplay lemah, model token yang tidak berkelanjutan, dan minim atau bahkan tanpa pengembangan pasca peluncuran.
VC pun tidak terkecuali, beberapa dari mereka juga merugi karena berinvestasi pada proyek yang buruk. Hal ini menciptakan masalah persepsi yang bertahan lama terhadap “game Web3 Vietnam” di mata pengguna lokal maupun investor internasional.
Di sisi positifnya, proyek-proyek yang datang belakangan seperti Sipher dan Heroes of Mavia menunjukkan pergeseran menuju desain game yang lebih berkualitas dan strategi jangka panjang. Secara paralel, mantan guild seperti Ancient8 bertransformasi menjadi pembangun infrastruktur, menawarkan rollup stack dan alat pengembangan khusus untuk pengembang game. Pergerakan “guild-to-infra” ini mencerminkan pola pikir yang semakin matang: memfasilitasi generasi berikutnya dari GameFi alih-alih mengejar tren yang sudah lewat.
Meskipun tren GameFi mengalami penurunan, potensi basis pengguna ritel Vietnam dalam dunia game tetap kuat. Vietnam memiliki salah satu komunitas game terbesar dan paling aktif di Asia Tenggara, terutama di perangkat seluler/ smartphone.
Bagi perusahaan dan pengembang yang ingin masuk ke ruang GameFi Vietnam saat ini, standarnya jauh lebih tinggi. Setelah satu siklus penuh hype dan kekecewaan GameFi, pengguna Vietnam telah menaikkan standar mereka secara signifikan. Pengalaman bermain dan model finansial kini diteliti lebih cermat, menyisakan sedikit ruang bagi produk berkualitas rendah dan jangka pendek. Pasar telah bergeser dari kegembiraan spekulatif menjadi pola pikir yang lebih selektif dan berorientasi pada nilai, yang menuntut baik gim yang menarik maupun ekonomi yang berkelanjutan.
4.5. Dompet (Wallets)
Dompet (wallet) adalah salah satu dari sedikit kategori produk Web3 di mana tim asal Vietnam secara konsisten meluncurkan produk yang kompetitif.
Contoh yang menonjol meliputi Coin98 Wallet, SubWallet, dan Holdstation, masing-masing mencerminkan strategi berbeda dalam lanskap pengembangan wallet di Vietnam. Coin98 telah berkembang menjadi super app multi-chain, menggabungkan fungsi wallet dengan rangkaian lengkap alat DeFi. SubWallet mengambil pendekatan berfokus pada ekosistem, dibangun khusus untuk Polkadot dan mengembangkan ceruk di kalangan pengembang dan pengguna. Sementara itu, Holdstation memposisikan diri sebagai “versi MetaMask yang lebih baik” di ekosistem baru seperti zkSync atau Berachain, memperoleh momentum awal dengan fokus pada derivatif on-chain dan pengalaman pengguna yang mulus.
Antusiasme Vietnam dalam membangun wallet mencerminkan dua ciri utama pola pikir pembuat lokal: 1) kecepatan dalam menangkap celah infrastruktur sejak dini dan 2) insting kuat terhadap produk dengan distribusi sebagai prioritas. Wallet berfungsi sebagai titik akses langsung bagi pengguna dan ekosistem, menjadikannya pilihan alami bagi tim yang berfokus pada skala dan adopsi. Pembuat asal Vietnam secara konsisten bergerak cepat, sering kali meluncurkan wallet atau integrasi di ekosistem baru seperti Berachain atau zkSync sebelum menjadi populer secara luas. Keunggulan sebagai penggerak awal ini mencerminkan kelincahan teknis sekaligus pemahaman mendalam tentang bagaimana akuisisi pengguna mendorong relevansi ekosistem.
Meski begitu, persaingan di Vietnam semakin ketat. Wallet global seperti MetaMask dan Rabby mendominasi di ruang EVM, Phantom memimpin di Solana, dan dompet yang didukung CEX seperti OKX Wallet, Binance Web3 Wallet, dan Bybit Wallet berkembang pesat dengan memanfaatkan saluran pengguna bawaan dari exchanges. Lanskap wallet di sini bersaing tidak hanya pada UX, tetapi juga pada kepercayaan, kelengkapan fitur, dan kesesuaian dengan ekosistem.
Terlepas dari tantangannya, wallet tetap menjadi salah satu kategori produk Web3 terkuat di Vietnam dan contoh jelas bagaimana tim lokal mampu mengidentifikasi narasi sejak awal dan membangunnya dengan cepat. Namun, sifat kategori ini tetap rentan, wallet yang terlalu mengikatkan diri pada satu ekosistem berisiko stagnan atau menurun jika ekosistem tersebut kehilangan relevansi.
4.6. Ekosistem Pengembang (Developer Ecosystem)
Vietnam adalah rumah bagi kumpulan talenta teknologi terbesar di Asia Tenggara, dengan lebih dari 560.000 profesional IT dan 50.000–60.000 lulusan baru setiap tahunnya. Mayoritas pengembang berusia di bawah 35 tahun — muda, adaptif, dan semakin terlibat dengan teknologi yang sedang berkembang seperti blockchain.
Meskipun sebagian besar universitas belum memiliki pelatihan blockchain formal, banyak pengembang Vietnam yang menjadi mahir melalui pembelajaran mandiri dan dukungan komunitas. Platform seperti YouTube, GitHub, dan bootcamp lokal telah mengisi kesenjangan tersebut.
Sementara RMIT Vietnam menawarkan mata kuliah pilihan terkait blockchain, pendidikan teknis yang lebih mendalam masih dibutuhkan secara menyeluruh. VBI Academy, sebuah inisiatif akar rumput, telah menjadi salah satu dari sedikit pihak yang menawarkan program pengembangan blockchain praktis dan gratis untuk melatih pengembang smart contract secara lokal.
Developer sering kali dapat ditemukan melalui pusat komunitas seperti Open Guild (Polkadot), SolanaSuperteam (Solana), atau di acara meet-up dan bahkan hackathon. Grup Facebook lokal dan server Discord juga memainkan peran yang semakin besar dalam menghubungkan para builder dengan proyek.
Pengembang Vietnam telah berkontribusi pada protokol di seluruh spektrum Web3, dan dengan keberhasilan yang terlihat di berbagai sektor, tidak ada keraguan mengenai kualitas talenta lokal. Yang masih kurang adalah fondasi pendidikan yang lebih kuat. Dengan pelatihan yang tepat dan program terstruktur, basis pengembang Vietnam dapat berkembang menjadi salah satu yang paling mumpuni di kawasan.
Seiring pemerintah meluncurkan inisiatif transformasi digitalnya, ekosistem semakin kondusif untuk pertumbuhan pengembang jangka panjang. Vietnam berada pada posisi yang baik untuk menjadi pusat regional, tidak hanya untuk menggunakan blockchain, tetapi juga untuk membangunnya.
5. Sudut Pandang Komunitas
Komunitas kripto di Vietnam bukan sekadar penonton, namun mereka adalah mesinnya. Komunitas ini memainkan peran sentral dalam bagaimana sebuah produk mendapatkan daya tarik, narasi menyebar, dan reputasi dibangun.
Pertumbuhan Web3 di Vietnam tidak pernah dipimpin oleh institusi. Ia tumbuh dari dasar, bersifat sosial, dan sangat reaktif. Menurut Kyros Ventures, 76% pemegang kripto di Vietnam membuat keputusan berdasarkan rekomendasi teman, sering kali berasal dari grup Telegram, thread Twitter, atau percakapan pribadi.
Kepercayaan lahir dari bukti komunitas, bukan kredensial. Proyek harus mendapatkan tempatnya di hati komunitas dan bukan membelinya. Banyak tim lokal telah belajar langsung bahwa dukungan komunitas bisa memberi momentum luar biasa di awal, tapi begitu sentimen berubah, promosi berbayar sebesar apa pun tak akan bisa menyelamatkan. Di Vietnam, komunitas yang membangunmu juga bisa menjatuhkanmu.
Pengaruh ini muncul dari budaya yang memang selaras dengan spekulasi dan peluang tahap awal. Pengguna kripto di Vietnam dikenal aktif, lincah, dan siap bergerak cepat. Motivasi utamanya memang keuntungan, tapi juga pengakuan, reputasi, dan rasa kebersamaan saat menjadi yang pertama. Semua ini telah menciptakan salah satu komunitas kripto ritel paling aktif di dunia.
Komunitas-komunitas kripto di Vietnam umumnya terbagi dalam empat jenis utama:
Grup fokus trading, terutama untuk spot dan futures trading. (Contoh: TCCL, Margin ATM, Phố Tài Chính)
Grup airdrop hunter, yang memantau kampanye baru dan menyusun strategi partisipasi. (Contoh: HC Gem Alerts, Airdrop Hidden Gems)
Grup edukasi dan berita, yang menyusun update, riset, dan penjelasan teknis.(Contoh: Upside, 5 Phút Crypto, Coin68, ThuậnCapital, Bigcoin)
Komunitas serba ada, yang menggabungkan trading, airdrop, dan edukasi sebagai titik masuk pengguna ritel. (Contoh: HC Capital, Tradecoinvietnam, Nghiện Crypto)
Telegram adalah jantung dari ekosistem ini tempat tren muncul dan mati, sentimen berubah, dan proyek baru bisa melejit atau tenggelam. Namun, ketergantungan ini menjadi sorotan ketika Telegram sempat diblokir secara nasional. Walau mayoritas pengguna cepat kembali menggunakan VPN dan proxy, insiden ini membuka mata soal rentannya bergantung pada satu platform saja. Kini, beberapa grup mulai menjajaki Discord sebagai alternatif.
Twitter (X) yang dulunya sekadar platform tambahan, kini mulai naik daun, terutama karena fitur monetisasi yang mendorong KOL lokal membangun persona publik. Tapi pengaruh di sini sifatnya informal dan berlapis. Hubungan personal tetap penting, dan kampanye KOL yang dangkal bisa berbalik arah jika tanpa konteks komunitas. Promosi saja tidak cukup, kepercayaan harus dibangun, dijaga, dan dipertahankan.
Ada dua aktivitas utama yang mendominasi kehidupan kripto sehari-hari di Vietnam: airdrop dan trading. Banyak orang memperlakukan partisipasi airdrop layaknya rutinitas, melacak kampanye baru, berbagi strategi, dan mengatur banyak wallet. Di sisi lain, diskusi soal futures trading di CEX berlangsung hampir nonstop, dengan pengguna berburu volatilitas dan peluang profit. Bagi sebagian besar pengguna, dua hal inilah yang membuat mereka terus terlibat.
Namun komunitas ini juga semakin dewasa. Siklus bull sebelumnya telah menghasilkan pemenang sekaligus pelajaran pahit. Kini pengguna lebih skeptis terhadap hype, cepat mencium red flag, dan makin fokus pada fundamental proyek. Banyak KOL juga ikut beradaptasi dan berpindah dari promosi membabi buta ke konten edukatif, due diligence, dan pendekatan jangka panjang.
Bagi proyek global yang ingin masuk ke pasar Vietnam, perlu dipahami satu hal penting: komunitas di sini bukan sekadar alat marketing, mereka adalah pasarnya. Tim harus mampu menyampaikan pesan secara lokal, hadir di kanal-kanal lokal, dan menyediakan dukungan dalam Bahasa Vietnam. Outreach yang dangkal tidak akan bertahan. Proyek yang bersedia berinvestasi dalam membangun kepercayaan jangka panjang, menunjukkan nilai nyata, dan menjalin hubungan otentik akan menemukan bukan hanya pengguna, tapi juga partner yang loyal.
🐯 Lainnya dari Tiger Research
Telusuri lebih lanjut laporan yang relevan dengan topik ini:
[Special Report] APAC Web 3 Powerhouse : Inside Vietnam's Blockchain Market
[Special Report] Tiger Research Asia Insights: 2024 Review & 2025 Outlook
Disclaimer
Laporan ini disusun berdasarkan materi yang dianggap dapat dipercaya. Namun, kami tidak memberikan jaminan, baik secara tersurat maupun tersirat, atas keakuratan, kelengkapan, atau kesesuaian informasi yang disampaikan. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian apa pun yang timbul dari penggunaan laporan ini maupun isinya.
Kesimpulan dan rekomendasi yang terdapat dalam laporan ini disusun berdasarkan informasi yang tersedia pada saat penulisan dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Semua proyek, estimasi, proyeksi, tujuan, opini, dan pandangan yang diungkapkan bersifat tentatif dan dapat berubah tanpa pemberitahuan, serta mungkin berbeda atau bertentangan dengan pandangan pihak lain atau organisasi lain.
Dokumen ini disusun semata-mata untuk tujuan informasi, dan bukan merupakan nasihat hukum, bisnis, investasi, maupun pajak. Setiap referensi terhadap sekuritas atau aset digital hanya digunakan sebagai ilustrasi dan tidak dapat dianggap sebagai rekomendasi investasi atau tawaran untuk menyediakan layanan konsultasi investasi. Materi ini tidak ditujukan kepada investor atau calon investor.
Ketentuan Penggunaan
Tiger Research mengizinkan penggunaan wajar atas report yang telah disusun dan diterbitkan. 'Penggunaan wajar' adalah prinsip yang mengizinkan penggunaan sebagian konten untuk kepentingan publik, selama tidak merugikan nilai komersial materi tersebut. Jika penggunaan sesuai dengan prinsip ini, laporan dapat digunakan tanpa memerlukan izin terlebih dahulu. Namun, saat mengutip laporan Tiger Research, Anda diwajibkan untuk:
Menyebutkan dengan jelas 'Tiger Research' sebagai sumber.
Menyertakan logo Tiger Research (hitam/putih).
Jika materi akan disusun ulang dan diterbitkan kembali, diperlukan persetujuan terpisah. Penggunaan laporan tanpa izin dapat mengakibatkan tindakan hukum.