Web3 Menjadi Dewasa: Korporatisasi Gantikan Eksplorasi
Integrasi Regulasi Mendefinisikan Ulang Aturan Main
Laporan ini disusun oleh Tiger Research dan menganalisis pergeseran struktural dalam industri Web3 saat memasuki era korporatisasi.
TL;DR
Industri Web3 kini beralih dari idealisme filosofis menuju korporatisasi. Transisi ini menekankan profitabilitas nyata dan operasi yang terstruktur.
Pemahaman yang lebih dalam dari pelaku pasar, regulasi yang semakin jelas, serta masuknya modal dari keuangan konvensional mempercepat perubahan ini. Proyek-proyek Web3 kini dievaluasi berdasarkan hasil bisnis, bukan hanya ideologi.
Korporatisasi tercermin melalui strategi merger dan akuisisi (M&A) untuk integrasi vertikal serta penawaran saham perdana (IPO) demi membuka pintu bagi institusi. Web3 bergerak melampaui fase eksplorasi eksperimental menuju penerimaan arus utama berdasarkan standar kelembagaan.
1. Web3: Saat Bisnis Menggeser Idealisme
Industri Web3 kini mencapai titik balik yang krusial. Penilaiannya tidak lagi didasarkan pada filosofi atau idealisme. Sektor ini kini bertransisi menjadi industri yang berfokus pada bisnis. Di masa lalu, “desentralisasi” menjadi nilai inti yang bersifat ideologis. Nilai ini menempati posisi yang lebih penting dibandingkan pertimbangan bisnis. Proyek-proyek mendapat pengakuan berdasarkan potensi mereka, meskipun belum memiliki model pendapatan yang nyata. Lonjakan pasar spekulatif kripto memperkuat kecenderungan ini.
Namun, perkembangan terbaru menunjukkan adanya perubahan nyata dalam pola tersebut. Proyek-proyek kini mulai mengembangkan model pendapatan yang konkret. Mereka mulai dievaluasi berdasarkan kinerja bisnis. Beberapa proyek bahkan telah menghasilkan pendapatan dalam jumlah besar dan mendapatkan pengakuan pasar. Industri Web3 pun berkembang dari nilai-nilai filosofis menuju hasil-hasil praktis.
Laporan ini menganalisis transisi struktural tersebut. Laporan ini juga mengeksplorasi arah baru yang dituju oleh industri Web3.
2. Menyesuaikan Diri: Aturan Main Tak Lagi Sama
Aturan yang mengatur industri Web3 kini mengalami perubahan. Industri ini kini memprioritaskan hasil yang nyata dibandingkan narasi. Pergeseran ini menandakan langkah menuju kematangan. Tiga faktor utama mendorong transformasi ini yaitu, para pelaku pasar telah meningkatkan pemahaman mereka terhadap industri, yang kedua, kerangka regulasi di berbagai negara telah mengalami peningkatan, serta mempercepat proses integrasi institusional dalam industri Web3, dan yang terakhir adalah aliran modal dari institusi keuangan tradisional ke industri ini semakin cepat. Ketiga perkembangan ini menetapkan standar yang jauh lebih ketat dibanding sebelumnya.
Meskipun pasar semakin matang, industri Web3 tetap responsif terhadap narasi-narasi kuat. Industri ini secara fundamental masih berakar pada Ekonomi Perhatian (Attention Economy) dengan struktur yang berpusat pada partisipan. Dalam struktur ini, narasi menciptakan resonansi emosional melalui sentimen bersama. Resonansi ini menghasilkan konsensus. Konsensus tersebut tercermin dalam nilai pasar. Kata kunci atau narasi tertentu masih mampu menarik perhatian dan mendorong kenaikan harga yang cepat bahkan hingga saat ini.
Namun, para pelaku pasar kini sudah lebih akrab dengan pola-pola ini. Tingkat keakraban ini justru melemahkan respons pasar terhadap narasi. Reli harga yang dipicu hanya oleh ekspektasi kini sulit untuk bertahan lama. Besarnya keuntungan juga jauh lebih kecil dibandingkan siklus-siklus sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa struktur pasar yang digerakkan oleh narasi semakin menunjukkan keterbatasannya.
Integrasi institusional dan masuknya modal dari keuangan tradisional mempercepat transisi ini. Kerangka regulasi membantu mengurangi ketidakpastian bagi proyek-proyek. Di saat yang sama, regulasi menuntut tingkat transparansi dan akuntabilitas yang lebih tinggi. Proyek-proyek kini harus menunjukkan struktur bisnis yang nyata dan kinerja operasional. Visi yang menarik saja tidak lagi cukup. Modal keuangan tradisional juga bekerja dengan cara serupa. Ia mengevaluasi proyek berdasarkan metrik kuantitatif seperti profitabilitas, tingkat pertumbuhan, dan kekuatan finansial—bukan berdasarkan reaksi pasar jangka pendek. Kriteria evaluasi dalam industri Web3 kini telah bergeser dari filosofi dan idealisme menuju fundamental bisnis. Perubahan ini secara mendasar mengubah aturan main dalam industri ini.
3. Industri Web3: Transisi Era Eksplorasi ke Korporatisasi
Industri Web3 tengah mengalami perubahan mendasar dalam struktur dan strateginya. Proyek-proyek kini tidak hanya berfokus pada product-market fit, tetapi juga pada metrik bisnis tradisional. Metrik tersebut mencakup model pendapatan yang berkelanjutan dan arus kas yang stabil. Untuk mencapai tujuan ini, proyek-proyek berkembang menjadi struktur korporasi yang terorganisir. Mereka mulai mengadopsi metode yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan tradisional. Metode tersebut mencakup Initial Public Offerings (IPO) dan integrasi vertikal melalui akuisisi strategis (M&A).
3.1. Latar Belakang dan Kebutuhan
Industri Web3 pada awalnya menyerupai ekosistem eksperimental yang berpusat pada tim-tim kecil. Hingga kini pun, industri ini masih beroperasi layaknya startup yang menekankan kecepatan dan tim ramping. Namun, seiring dengan pertumbuhan industri, operasi yang terstruktur menjadi semakin penting. Ini mencerminkan kemunculan perusahaan komersial selama Era Penjelajahan. Awalnya, para penjelajah individu berlayar dengan dukungan dari kerajaan atau bangsawan. Namun, ketika jalur perdagangan dibuka dan volume perdagangan meningkat, perusahaan-perusahaan komersial pun bermunculan. Organisasi-organisasi ini mampu mendistribusikan risiko dan mengelola modal secara sistematis. Industri Web3 kini bertransisi ke arah korporatisasi karena alasan yang serupa.
3.2. Mempercepat Pertumbuhan Lewat Strategi Ekspansi Korporat
Industri Web3 mengejar korporatisasi bukan hanya demi pertumbuhan organisasi, tetapi juga untuk memperluas operasi bisnis dan mempererat hubungan dengan modal institusional. Proses ini berkembang dalam dua arah utama. Pertama, perusahaan mengejar integrasi ekosistem melalui integrasi vertikal. Kedua, mereka berupaya masuk ke dalam sistem institusional melalui IPO.
Integrasi vertikal melalui strategi merger dan akuisisi agresif memungkinkan integrasi rantai nilai utama dalam ekosistem. Ini merupakan perubahan yang tak terhindarkan seiring dengan kematangan industri dan meningkatnya persaingan. Perusahaan perlu menyatukan pengalaman pengguna dan menciptakan sinergi antar layanan untuk mengamankan pangsa pasar. Jupiter menjadi contoh transisi ini dengan mengintegrasikan fungsi perdagangan di seluruh ekosistem Solana. Jupiter mengakuisisi beberapa perusahaan, termasuk aplikasi perdagangan meme coin Moonshot, NFT marketplace DRiP Haus, dan layanan portofolio investasi kripto SonarWatch. Demikian pula, perusahaan pembayaran kripto Moonpay mengakuisisi aplikasi pembayaran berbasis Solana, Helio. Penerbit stablecoin Circle mengakuisisi Hashnote.
Pergeseran paradigma penting dalam industri Web3. Di permukaan, mereka mungkin terlihat mirip dengan strategi pertumbuhan korporat tradisional. Namun, pada dasarnya, mereka menandakan perubahan fundamental dalam prinsip-prinsip Web3. Nilai-nilai seperti desentralisasi dan tata kelola berbasis komunitas yang dulunya menjadi nilai inti Web3 kini disesuaikan demi efisiensi dan skala ekonomi. Evolusi ini menunjukkan bahwa proyek Web3 kini lebih memprioritaskan daya saing pasar dan keberlanjutan dibanding nilai-nilai ideologis.
Di sisi lain, perusahaan juga secara aktif mengejar masuknya ke institusi keuangan melalui IPO. Circle memperkuat transparansi dengan mengungkap rincian pengelolaan cadangan USDC sambil mengejar proses IPO. Coinbase menjadi perusahaan Web3 pertama yang mengadopsi standar akuntansi dan sistem pelaporan melalui pencatatan sahamnya di NASDAQ. Upaya-upaya masuk ke institusi ini menunjukkan bahwa proyek-proyek Web3 tengah berkembang melampaui eksperimen teknis menuju struktur korporasi yang stabil. Mereka membangun fondasi untuk mengatasi ketidakpastian regulasi, mendapatkan kepercayaan investor institusional, serta mengakses pasar dan basis pengguna yang lebih luas dengan mengadopsi norma dan persyaratan pasar modal tradisional.
4. Penutup
Proyek-proyek mulai direorganisasi dengan fokus pada operasi yang terstruktur dan hasil bisnis yang terukur, menandai ekosistem Web3 yang kini memasuki era korporatisasi. Pergeseran ini membawa industri melampaui fase di mana nilai ditentukan oleh potensi dan idealisme filosofis.
Integrasi institusional mendorong transisi ini ke depan. Para pemangku kepentingan kini menuntut keberlanjutan struktural, bukan sekadar eksperimen teknis. Proyek-proyek harus mengeksplorasi utilitas praktis yang berakar pada prinsip desentralisasi dan mengubahnya menjadi peluang bisnis nyata.
Perubahan ini bukan bersifat sementara. Ini merupakan langkah yang diperlukan untuk menjembatani kesenjangan antara idealisme dan kelangsungan jangka panjang. Korporatisasi tidak menggantikan visi awal. Sebaliknya, ia memperkuat aspek-aspek yang sering diabaikan oleh narasi awal: perlindungan investor, akuntabilitas operasional, dan sistem pasar berbasis kepercayaan.
Era Penjelajahan membuka batas-batas baru. Kini, proyek Web3 yang beralih ke entitas bisnis dan membangun pondasi di atas penemuan tersebut, serta meletakkan dasar bagi ekspansi pasar yang lebih luas. Apa yang terjadi dalam fase berikutnya akan membentuk masa depan industri ini dan perlu mendapat perhatian serius.
🐯 Lainnya dari Tiger Research
Telusuri lebih lanjut laporan yang relevan dengan topik ini:
Disclaimer
Laporan ini disusun berdasarkan sumber yang dianggap dapat dipercaya. Namun, kami tidak memberikan jaminan, baik secara eksplisit maupun implisit, atas keakuratan, kelengkapan, atau kesesuaian informasi yang disajikan. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang mungkin timbul akibat penggunaan laporan ini atau isinya. Kesimpulan dan rekomendasi dalam laporan ini didasarkan pada informasi yang tersedia pada saat penyusunan dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Semua proyek, estimasi, prediksi, tujuan, opini, dan pandangan yang dinyatakan dalam laporan ini dapat berubah tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau bertentangan dengan pendapat pihak lain atau organisasi lain.
Dokumen ini hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai saran hukum, bisnis, investasi, atau perpajakan. Referensi terhadap sekuritas atau aset digital dalam laporan ini hanya bersifat ilustratif dan tidak merupakan rekomendasi investasi atau penawaran layanan konsultasi investasi. Materi ini tidak ditujukan untuk investor atau calon investor.
Ketentuan Penggunaan
Tiger Research mengizinkan penggunaan wajar atas report yang telah disusun dan diterbitkan. 'Penggunaan wajar' adalah prinsip yang mengizinkan penggunaan sebagian konten untuk kepentingan publik, selama tidak merugikan nilai komersial materi tersebut. Jika penggunaan sesuai dengan prinsip ini, laporan dapat digunakan tanpa memerlukan izin terlebih dahulu. Namun, saat mengutip laporan Tiger Research, Anda diwajibkan untuk:
Menyebutkan dengan jelas 'Tiger Research' sebagai sumber.
Menyertakan logo Tiger Research (hitam/putih).
Jika materi akan disusun ulang dan diterbitkan kembali, diperlukan persetujuan terpisah. Penggunaan laporan tanpa izin dapat mengakibatkan tindakan hukum.