IPO Web3: Jalur Baru untuk Penggalangan Dana Digital
Langkah Heroik Web3 Menuju Kejelasan Regulasi dan Akses Pasar
Laporan ini disusun oleh Tiger Research, menganalisis alasan mengapa perusahaan Web3 mulai beralih dari metode penggalangan dana berbasis token menuju penawaran saham perdana (IPO), serta bagaimana transisi ini mempengaruhi strategi pertumbuhan mereka dan ekosistem industri secara lebih luas.
TL;DR
Perusahaan Web3 secara strategis menjalankan IPO untuk membangun secara formal kerangka regulasi. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan kredibilitas di mata investor institusional dan badan pengawas, sekaligus memfasilitasi integrasi mereka ke dalam pasar keuangan tradisional.
Metode penggalangan dana berbasis token mengungkapkan berbagai keterbatasan struktural, seperti volatilitas harga yang ekstrem, ketidakpastian regulasi, serta beban dalam pengelolaan likuiditas. Berbagai tantangan ini semakin menegaskan kebutuhan akan transisi menuju IPO sebagai model pendanaan yang lebih stabil dan berjangka panjang.
Aktivitas IPO diperkirakan akan meningkat di kalangan exchanges seperti Bithumb dan Kraken, penerbit stablecoin seperti Circle dan Paxos, serta penyedia solusi Web3 seperti Chainalysis dan Nansen. Perusahaan-perusahaan ini kemungkinan besar akan memanfaatkan IPO untuk memperluas akses mereka ke investor institusional dan memperkuat posisi daya saing mereka secara global.
1. Dari Token ke Saham: Tren IPO di Industri Web3
Circle, penerbit stablecoin USDC, telah mengajukan dokumen untuk melakukan Penawaran Umum Perdana (IPO) kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC). Langkah ini memicu meningkatnya minat terhadap IPO di seluruh industri Web3.
Sebelumnya, perusahaan Web3 lebih memilih metode penggalangan dana berbasis token. Mereka secara langsung mendekati investor ritel melalui ICO (Initial Coin Offering) dan IDO (Initial DEX Offering). Mereka juga menjual hak atas token di masa depan kepada investor institusional melalui SAFT (Simple Agreement for Future Tokens). Berbagai pendekatan ini mempercepat pertumbuhan awal industri Web3. Namun, volatilitas harga token yang ekstrem dan ketidakpastian regulasi menimbulkan kekhawatiran yang berkelanjutan bagi investor institusional. Model berbasis token secara signifikan menghambat investor institusional dalam merealisasikan hasil investasi mereka.
Dalam konteks ini, IPO muncul sebagai opsi alternatif. Melalui IPO, perusahaan Web3 dapat memperoleh pendanaan yang lebih stabil dan berjangka panjang. Mereka juga dapat mengurangi ketidakpastian hukum dengan secara proaktif mematuhi regulasi. Selain itu, perusahaan mendapatkan akses ke basis investor yang lebih luas dan beragam, serta dapat membangun kerangka valuasi perusahaan yang terstandarisasi.
Laporan ini menganalisis faktor-faktor utama yang mendorong perusahaan Web3 untuk beralih dari model berbasis token ke IPO, serta meninjau dampak pergeseran ini terhadap ekosistem industri dan prospek ke depan.
2. Mengapa Perusahaan Web3 Memilih IPO
2.1. Kepercayaan Regulasi sebagai Aset Strategis
Perusahaan Web3 kini menggunakan IPO sebagai ‘sertifikasi kepatuhan regulasi’. Seperti halnya perusahaan makanan membangun kepercayaan konsumen melalui sertifikasi kualitas, IPO memungkinkan perusahaan Web3 menunjukkan komitmen kepatuhan mereka secara formal kepada pasar. Strategi ini sangat efektif di sektor-sektor di mana kepercayaan merupakan keunggulan kompetitif utama, seperti penerbitan stablecoin atau layanan kustodian.
Upaya berkelanjutan Circle untuk melakukan IPO menegaskan pentingnya langkah ini. Setelah gagal mencatatkan diri melalui skema SPAC pada 2021, Circle kembali mengejar IPO pada awal 2025. Sejak 2018, Circle telah mengantongi BitLicense dari negara bagian New York dan secara rutin menerbitkan laporan cadangan, membangun kredibilitas atas stablecoin miliknya. Namun, tanpa verifikasi formal dari pasar publik, kepercayaan yang diperoleh tetap terbatas. IPO memberi Circle kesempatan untuk meresmikan kredibilitasnya melalui kerangka pengungkapan yang distandarisasi oleh SEC. Pendekatan ini berfungsi sebagai ‘paspor pasar’, membedakan Circle dari Tether, dan membuka jalan untuk kolaborasi dengan lembaga keuangan global serta akses ke pasar modal yang lebih luas.
Coinbase juga membuktikan nilai strategis dari kepatuhan regulasi melalui IPO-nya. Sebelum melantai di exchanges, Coinbase secara konsisten menerapkan standar kepatuhan ketat. Setelah menjadi perusahaan publik, Coinbase berkembang pesat: membangun kemitraan strategis dengan BlackRock, menyediakan layanan kustodian untuk ETF, dan bermitra dengan lebih dari 150 lembaga pemerintah. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa IPO bukan sekadar momen finansial, tetapi validasi formal yang meningkatkan kepercayaan institusional dan memperkuat posisi pasar.
2.2. Dilema dari Penggalangan Dana Berbasis Token
Penggalangan dana berbasis token memainkan peran penting dalam tahap awal pertumbuhan industri Web3, menyediakan akses pendanaan secara cepat dan efisien. Namun, setelah penerbitan token, perusahaan menghadapi tantangan struktural yang unik. Mereka bergantung pada CEX untuk memperluas akses investor, dengan proses listing yang sering kali tidak transparan dan subjektif, menciptakan ketidakpastian signifikan. Setelah token terdaftar, perusahaan juga harus menyediakan likuiditas awal atau bermitra dengan penyedia market making. Sebaliknya, IPO tradisional mengikuti prosedur yang distandarisasi dan diatur secara ketat.
Lalu ada Volatilitas harga menjadi tantangan besar. Unlock events dalam jumlah besar seringkali memicu penurunan harga tajam. Laporan Keyrock menunjukkan bahwa 90% unlock events berdampak negatif pada harga, dengan unlock untuk tim inti menyebabkan penurunan rata-rata hingga 25%. Ketidakstabilan ini memperburuk persepsi institusi terhadap investasi berbasis token dan menghambat realisasi hasil investasi.
Dampaknya terasa sangat nyata di pasar modal ventura kripto. Menurut Decentralised.co, investasi modal ventura global di sektor kripto menurun lebih dari 60% dari 2022 hingga 2024. Di Singapura, ABCDE Capital bahkan menghentikan investasi baru dan penggalangan dana, mencerminkan pergeseran pasar yang signifikan.
Banyak perusahaan Web3 juga kesulitan menghubungkan model token mereka dengan kinerja bisnis inti. Aethir dan Jupiter, meskipun mencatatkan pendapatan signifikan, jarang menunjukkan korelasi langsung antara performa bisnis dan harga token. Fireblocks dan Chainalysis, yang lebih fokus pada penyediaan layanan terpusat, menerbitkan token yang kurang memiliki keterkaitan organik dengan operasi bisnis mereka. Membuktikan kegunaan (utility) token tetap menjadi tantangan besar, sering kali mengaburkan fokus strategis dan menambah kompleksitas regulasi serta keuangan. Akibat tantangan-tantangan ini, IPO kini dipandang sebagai alternatif yang lebih menarik bagi banyak perusahaan Web3, menawarkan kerangka pertumbuhan yang lebih terstruktur, transparan, dan terpercaya.
2.3. Memperluas Aksesibilitas Investor
IPO menawarkan keuntungan strategis bagi perusahaan Web3: akses ke modal institusional dalam skala besar yang tidak tersedia melalui pendanaan berbasis token. Institusi keuangan tradisional, dana pensiun, dan reksa dana umumnya tidak dapat berinvestasi langsung dalam mata uang kripto karena batasan kepatuhan internal. Namun, mereka dapat berinvestasi dalam saham perusahaan yang tercatat di bursa efek yang diatur. Dana kekayaan negara (sovereign wealth funds) secara global mengelola aset sekitar USD 13 triliun (sumber: Global SWF), mencerminkan potensi signifikan yang dapat diakses perusahaan Web3 melalui jalur IPO.
Selain itu, IPO menciptakan jalur investasi tidak langsung yang efektif, bahkan di negara-negara dengan regulasi kripto yang ketat seperti Korea Selatan dan Jepang. Di Korea Selatan, misalnya, investor institusional tidak diperbolehkan berinvestasi langsung dalam ETF Bitcoin. Namun, mereka dapat memperoleh eksposur ke pasar kripto melalui saham perusahaan terdaftar seperti Coinbase atau MicroStrategy. Di Jepang, investor dapat menghindari tingginya pajak atas perdagangan mata uang kripto dengan berinvestasi melalui saham Metaplanet. Perluasan aksesibilitas ini diperkirakan akan mendorong partisipasi dari berbagai kategori investor, sekaligus menyediakan kendaraan investasi yang sah dan stabil dalam kerangka regulasi yang berlaku.
2.4. Peran sebagai Instrumen Pendanaan yang Fleksibel
IPO memungkinkan perusahaan untuk mengamankan pendanaan skala besar secara efektif. Coincheck dan Coinbase berhasil menggalang dana melalui IPO dan memanfaatkannya untuk melakukan diversifikasi bisnis secara agresif. Coincheck, misalnya, mengakuisisi Next Finance Tech menggunakan dana yang diperoleh pasca pencatatan di Nasdaq. Sementara itu, Coinbase memperluas daya saing globalnya melalui akuisisi FairX (bursa derivatif), One River Digital (manajemen aset), dan BUX Europe (akses pasar Uni Eropa). Meskipun kontribusi langsung dari dana IPO terhadap akuisisi-akuisisi ini tidak diungkapkan secara rinci, dana tersebut diyakini memberikan fondasi penting bagi strategi ekspansi tersebut.
IPO juga memberikan fleksibilitas bagi perusahaan untuk menggunakan sahamnya sebagai alat akuisisi. Dengan pendekatan ini, perusahaan dapat melakukan aksi korporasi seperti merger dan akuisisi (M&A) tanpa ketergantungan pada kas atau aset kripto yang volatil. Kemampuan untuk menggunakan saham sebagai alat pembayaran memungkinkan efisiensi dalam pengelolaan modal serta pembentukan kemitraan strategis. Setelah go public, perusahaan juga memiliki akses berkelanjutan ke berbagai instrumen pasar modal seperti penerbitan saham baru, obligasi konversi, dan rights issue. Instrumen-instrumen ini mendukung pendanaan yang berkelanjutan secara fleksibel dan efisien, sejalan dengan strategi pertumbuhan jangka panjang perusahaan.
3. Prospek Masa Depan Pasar IPO Industri Web3
Aktivitas IPO di sektor Web3 diperkirakan akan semakin meningkat dalam beberapa tahun ke depan. Tren ini mencerminkan semakin cepatnya integrasi institusional ke dalam ekosistem Web3, serta keberhasilan perusahaan seperti Coinbase yang telah mengumpulkan modal besar melalui IPO dan memperluas jangkauan global mereka. CEX penyedia layanan kustodian, penerbit stablecoin, dan perusahaan penyedia solusi Web3 akan menjadi motor utama penggerak momentum IPO ini.
3.1. Exchanges dan Penyedia Layanan Kustodian
Bursa seperti Bithumb, Bitkub, dan Kraken, bersama dengan penyedia layanan kustodian seperti BitGo, merupakan kandidat utama untuk melakukan IPO. Perusahaan-perusahaan ini membangun keunggulan kompetitif melalui kepatuhan regulasi dan keamanan aset. Mereka membutuhkan IPO untuk meningkatkan kredibilitas institusional dan memperkuat posisi pasar mereka. Mengingat pendapatan mereka sangat bergantung pada siklus pasar kripto, dana hasil IPO akan membantu diversifikasi usaha dan pengembangan bisnis baru demi menciptakan sumber pendapatan yang lebih stabil.
3.2. Penerbit Stablecoin
Setelah Circle, penerbit stablecoin lain yang patuh regulasi seperti Paxos juga kemungkinan besar akan mengejar IPO. Pasar stablecoin sangat menghargai transparansi cadangan dan kejelasan regulasi. IPO dapat memperlihatkan kerangka kepatuhan yang jelas dan membangun kepercayaan pasar. Mengingat regulasi global seperti MiCA di Eropa dan Stablecoin Act di Amerika Serikat terus berkembang, IPO akan memberikan keunggulan strategis bagi para penerbit stablecoin dalam menghadapi lanskap regulasi yang terus berubah.
3.3. Perusahaan Penyedia Solusi Web3
Perusahaan analitik Web3 seperti Chainalysis dan Nansen juga merupakan kandidat kuat untuk melakukan IPO. Mereka menyediakan layanan spesialisasi kepada klien pemerintahan dan institusional. IPO diperlukan untuk meningkatkan kredibilitas di pasar dan memperkuat posisi kepemimpinan global mereka. Dana hasil IPO akan digunakan untuk pengembangan teknologi, ekspansi internasional, dan akuisisi talenta guna membangun landasan pertumbuhan berkelanjutan.
4. Penutup
Meningkatnya tren IPO di industri Web3 menandai pergeseran nyata menuju pasar modal utama. Perusahaan Web3 kini memanfaatkan IPO tidak hanya untuk menggalang dana, tetapi juga untuk meresmikan kepatuhan regulasi, menarik investor institusional, dan memperkuat daya saing global. Seiring dengan menurunnya investasi modal ventura di sektor kripto, IPO menawarkan alternatif pendanaan yang lebih stabil dan fleksibel.
Meski demikian, jalur IPO tidak selalu cocok untuk semua perusahaan Web3. Bahkan bagi yang mengejarnya, metode pendanaan berbasis token kemungkinan besar tetap akan dipertahankan. IPO memberikan akses ke modal institusional yang lebih luas, memperkuat kredibilitas pasar, dan mempermudah ekspansi global. Namun, proses ini juga menuntut investasi besar dalam kepatuhan regulasi, pengendalian internal, dan keterbukaan informasi publik. Di sisi lain, model token memungkinkan penggalangan dana tahap awal yang cepat serta membangun ekosistem komunitas yang aktif.
Karena itu, perusahaan dapat mengadopsi strategi hibrida. Exchanges, misalnya, dapat menggunakan IPO untuk membangun kepercayaan institusional dan memperluas jangkauan global, sembari mempertahankan penerbitan token untuk meningkatkan keterlibatan dan loyalitas pengguna. Setiap perusahaan Web3 perlu secara cermat menentukan kombinasi optimal antara IPO dan model token, disesuaikan dengan model bisnis, tahap pertumbuhan, serta strategi pasar mereka.
🐯 Lainnya dari Tiger Research
Telusuri lebih lanjut laporan yang relevan dengan topik ini:
Disclaimer
Laporan ini disusun berdasarkan materi yang diyakini dapat dipercaya. Namun, kami tidak memberikan jaminan secara eksplisit maupun implisit atas keakuratan, kelengkapan, maupun kesesuaian informasi yang disajikan. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian apa pun yang timbul akibat penggunaan laporan ini atau isinya. Kesimpulan dan rekomendasi dalam laporan ini dibuat berdasarkan informasi yang tersedia pada saat penyusunan dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya. Seluruh proyek, estimasi, proyeksi, tujuan, pendapat, dan pandangan yang disampaikan dalam laporan ini dapat berubah tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau bertentangan dengan pendapat pihak lain atau organisasi lainnya.
Dokumen ini disediakan hanya untuk tujuan informasi dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat hukum, bisnis, investasi, atau pajak. Segala referensi terhadap sekuritas atau aset digital bersifat ilustratif dan tidak merupakan rekomendasi investasi atau tawaran untuk memberikan layanan konsultasi investasi. Materi ini tidak ditujukan bagi investor atau calon investor.
Ketentuan Penggunaan
Tiger Research mengizinkan penggunaan wajar atas report yang telah disusun dan diterbitkan. 'Penggunaan wajar' adalah prinsip yang mengizinkan penggunaan sebagian konten untuk kepentingan publik, selama tidak merugikan nilai komersial materi tersebut. Jika penggunaan sesuai dengan prinsip ini, laporan dapat digunakan tanpa memerlukan izin terlebih dahulu. Namun, saat mengutip laporan Tiger Research, Anda diwajibkan untuk:
Menyebutkan dengan jelas 'Tiger Research' sebagai sumber.
Menyertakan logo Tiger Research (hitam/putih).
Jika materi akan disusun ulang dan diterbitkan kembali, diperlukan persetujuan terpisah. Penggunaan laporan tanpa izin dapat mengakibatkan tindakan hukum.