Bitcoin untuk Properti? Perusahaan Jepang Ini Pasang Taruhan Besar
Kripto Ubah Industri Real-Estate: Disrupsi Nyata atau Sekedar Hype?
Laporan ini disusun oleh Tiger Research, membahas langkah strategis Open House Group dalam mengadopsi Bitcoin dan Ethereum sebagai metode pembayaran di sektor real estat.
TL;DR
Open House Group, salah satu pengembang properti bergengsi di Jepang, kini terima pembayaran dengan Bitcoin dan Ethereum. Langkah ini menandai perubahan signifikan dalam industri real estat Jepang.
Pasar properti Jepang menarik minat investor global berkat stabilitas keuntungannya. Dengan adanya opsi pembayaran kripto, transaksi lintas negara menjadi lebih sederhana, memungkinkan investor asing untuk berinvestasi dengan lebih cepat dan biaya lebih rendah. Inovasi ini membuka peluang pasar yang lebih luas.
Tren ini diperkirakan akan mempercepat transaksi serta mengurangi ketergantungan pada sistem keuangan tradisional. Seiring perkembangannya, pembayaran kripto juga berpotensi diterapkan pada pasar aset bernilai tinggi lainnya, seperti kapal pesiar dan karya seni.
1. Pendahuluan: Raksasa Bisnis Mulai Adopsi Kripto
Open House Group, pengembang properti terkemuka Jepang, baru-baru ini memperkenalkan Bitcoin dan Ethereum sebagai metode pembayaran untuk pembelian properti. Langkah ini menjadi inisiatif pertama di antara perusahaan properti besar di Asia, menandakan potensi besar penggunaan kripto dalam transaksi properti. Saat ini, layanan ini terbatas pada properti yang menghasilkan pendapatan, namun ada rencana kedepan untuk memperluasnya ke jenis properti lain.
Real estat atau properti adalah contoh utama dari aset yang tidak likuid. Pemilik properti seringkali kesulitan untuk mengonversi properti menjadi uang tunai dengan cepat atau menemukan mitra transaksi yang sesuai. Pembayaran menggunakan kripto membuka berbagai pilihan pembayaran dan meningkatkan kenyamanan transaksi. Selain itu, pembayaran ini mengurangi beban transfer dana lintas negara, yang dapat menurunkan hambatan bagi investor asing. Perkembangan ini kemungkinan besar akan menjadi titik balik yang dapat mengurangi aset tidak likuid dalam pasar properti dan meningkatkan efisiensi pasar.
2. Kenapa Sekarang? Momentum Tepat di Tengah Dinamika Pasar
2.1. Legitimasi Bitcoin dan Adopsi Kripto dalam Pasar Properti Global
Bitcoin telah mendapatkan perhatian besar setelah persetujuan ETF di AS dan meningkatnya partisipasi investor institusional. Hal ini telah menjadikannya sebagai aset penyimpan nilai sekaligus meningkatkan likuiditas dan stabilitas melalui integrasi utama. Pada tahun 2024, volume transaksi Bitcoin mencapai lebih dari $19 triliun—rekor tertinggi sepanjang sejarah, lebih dari dua kali lipat angka tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini meningkatkan potensi penggunaan Bitcoin dalam transaksi aset bernilai tinggi seperti properti, memperluas pengaruhnya di pasar aset fisik.
Transaksi properti menggunakan Bitcoin sudah terjadi secara global. Di Miami, pembelian properti menggunakan kripto meningkat pesat, dengan platform berbasis blockchain Propy memfasilitasi penjualan properti pertama menggunakan kripto di Florida. Begitu pula dengan grup real estate global TEKCE, yang beroperasi di lima negara termasuk Dubai, Spanyol, dan Turki, memperluas aplikasi kripto dengan memfasilitasi pembelian properti menggunakan Bitcoin.
2.2. Daya Tarik Pasar Properti Jepang
Pasar properti Jepang menarik bagi investor asing berkat stabilitas, likuiditas, dan lingkungan suku bunga rendah.Pasar ini menawarkan peluang dengan hambatan masuk yang rendah, di mana rasio pinjaman terhadap nilai (LTV) hipotek berkisar antara 70-80%, ditambah dengan suku bunga yang sangat menguntungkan sekitar 1%. Di sisi lain, nilai yen yang rendah semakin memperkuat daya tarik investasi, menjadikannya saat yang tepat untuk memasuki pasar.
Menurut NLI Research, harga rumah rata-rata di 23 distrik Tokyo terus meningkat selama periode suku bunga rendah. Ini menunjukkan bahwa biaya pinjaman yang terjangkau dapat meningkatkan permintaan properti dan potensi imbal hasil investasi. Dengan hasil sewa rata-rata mencapai 4,2% pada kuartal pertama 2025, pasar ini sangat menarik bagi investor asing yang mencari pendapatan sewa. Secara keseluruhan, pasar properti Jepang tetap menarik bagi mereka yang mengutamakan stabilitas dan profitabilitas.
3. Inovasi dalam Properti: Peluang Pembayaran Menggunakan Kripto
Pembayaran kripto dalam pasar properti membuka peluang baru bagi investor. Kini, investor kripto dapat membeli aset dunia nyata/ RWA langsung menggunakan mata uang digital mereka tanpa perlu proses konversi yang rumit. Ini memberikan diversifikasi portofolio bagi mereka yang mencari investasi stabil untuk melindungi diri dari volatilitas kripto. Properti Jepang, dengan pengembalian yang stabil, menjadi pilihan menarik untuk diversifikasi risiko.
Perusahaan Web3 juga dapat mengkonversi kripto mereka menjadi aset properti, meningkatkan stabilitas keuangan. Selain itu, investor asing yang menghadapi kesulitan dalam pengiriman uang atau pembatasan kontrol modal kini dapat mengakses pasar properti dengan lebih mudah, mengurangi biaya tinggi yang biasanya terkait dengan konversi mata uang.
Open House Group mungkin akan memperluas layanannya, tidak hanya untuk mendiversifikasi metode pembayaran bagi pelanggan baru, tetapi juga dengan membangun 'cadangan Bitcoin' dengan mengonversi sebagian dana mereka menjadi Bitcoin, seperti yang dilakukan Metaplanet. Strategi ini dapat membantu mendiversifikasi portofolio keuangan mereka sekaligus mendorong pertumbuhan harga saham. Harga saham Metaplanet melonjak pesat setelah pembelian Bitcoin mereka, yang dipandang investor sebagai langkah untuk memperkuat 'daya saing masa depan.' Jika Open House Group mengadopsi strategi serupa, mereka juga bisa mengharapkan reaksi pasar yang positif.
4. Tantangan bagi Keuangan Tradisional dan Risiko Volatilitas
Kripto mulai diterima dalam transaksi properti, yang mengancam pendapatan inti lembaga keuangan tradisional, seperti biaya remitansi dan pinjaman hipotek. Model peminjaman terdesentralisasi, seperti stablecoin, dapat mengurangi dominasi bank jika semakin populer.
Pihak regulator dan otoritas pajak juga kesulitan melacak transaksi kripto, khususnya saat investor asing membeli properti. Hal ini memerlukan pembaruan sistem perpajakan dan regulasi.
Volatilitas kripto, seperti Bitcoin dan Ethereum, dapat menyebabkan fluktuasi harga properti. Untuk mengurangi risiko ini, pengembang bisa menetapkan harga dalam stablecoin, dan pembeli serta penjual dapat segera mengonversi pembayaran ke mata uang fiat. Lindung nilai melalui derivatif juga bisa digunakan untuk meminimalkan volatilitas.
5. Tren atau Insiden Sementara? Menyikapi Perubahan Besar dalam Pasar
Open House Group telah aktif mengeksplorasi teknologi blockchain sejak 2022, termasuk mendukung penelitian Bitcoin Lightning Network. Ini menunjukkan adanya strategi jangka panjang yang tidak hanya fokus pada pembayaran, tetapi juga aplikasi lebih luas seperti kepemilikan properti, smart contract, dan integrasi DeFi. Pasar kini sudah menjalankan pilot kepemilikan properti yang ter-tokenisasi, berpotensi mengubah model penjualan properti di Jepang jika diimplementasikan secara penuh.
Jika Open House Group melihat permintaan global dari investor untuk adopsi pembayaran kripto, perusahaan real estate di seluruh dunia bisa mengikuti jejak mereka. Penggunaan kripto dan blockchain dalam catatan kepemilikan dan transaksi lainnya akan meningkatkan efisiensi dan transparansi, sekaligus mendorong integrasi solusi keuangan yang lebih luas.
Di Singapura dan Hong Kong, perusahaan telah aktif mencoba tokenisasi properti di sektor PropTech. Contohnya, startup Fraxtor dari Singapura telah memperkenalkan token yang didukung properti di Singapura dan Australia, menunjukkan potensi model aset digital yang lebih beragam dalam industri real estate.
Apakah tren ini sementara atau akan menjadi tren global juga masih belum jelas. Namun, transaksi berbasis kripto sudah mulai diterima di beberapa lokasi, seperti Dubai, di mana pengembang properti telah menerima Bitcoin sebagai pembayaran sejak 2017. Semua mata kini tertuju pada apakah inisiatif Jepang ini akan menciptakan efek riak serupa di Asia dan mempercepat inovasi pasar real estate berbasis blockchain.
6. Kesimpulan: Lebih dari Sekadar Pembayaran, Perubahan Struktural?
Adopsi pembayaran kripto oleh Open House Group menandakan dimulainya perubahan besar dalam infrastruktur keuangan real estate, lebih dari hanya sekadar menambah metode pembayaran. Meskipun transaksi properti menghadapi tantangan seperti volatilitas kripto dan regulasi yang belum memadai, potensi manfaatnya termasuk prosedur transaksi yang disederhanakan, likuiditas lebih luas, dan daya tarik bagi investor global juga tidak bisa diabaikan.
Jika strategi ini berhasil, dampaknya bisa menyebar ke seluruh pasar real estat/properti. Pembayaran kripto juga berpotensi berkembang ke pasar aset bernilai tinggi lainnya, seperti yacht, jet pribadi, dan karya seni. Ini menunjukkan bahwa kripto bisa menjadi alat pengelolaan keuangan dan aset yang sah, bukan hanya spekulasi. Kecepatan dan kedalaman integrasi dengan sistem yang ada akan menentukan kesuksesan jangka panjangnya.
🐯 Lainnya dari Tiger Research
Telusuri lebih lanjut laporan yang relevan dengan topik ini:
Disclaimer
Laporan ini disusun berdasarkan sumber yang dianggap dapat dipercaya. Namun, kami tidak memberikan jaminan, baik secara eksplisit maupun implisit, atas keakuratan, kelengkapan, atau kesesuaian informasi yang disajikan. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang mungkin timbul akibat penggunaan laporan ini atau isinya. Kesimpulan dan rekomendasi dalam laporan ini didasarkan pada informasi yang tersedia pada saat penyusunan dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Semua proyek, estimasi, prediksi, tujuan, opini, dan pandangan yang dinyatakan dalam laporan ini dapat berubah tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau bertentangan dengan pendapat pihak lain atau organisasi lain.
Dokumen ini hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai saran hukum, bisnis, investasi, atau perpajakan. Referensi terhadap sekuritas atau aset digital dalam laporan ini hanya bersifat ilustratif dan tidak merupakan rekomendasi investasi atau penawaran layanan konsultasi investasi. Materi ini tidak ditujukan untuk investor atau calon investor.
Ketentuan Penggunaan
Tiger Research mengizinkan penggunaan wajar atas report yang telah disusun dan diterbitkan. 'Penggunaan wajar' adalah prinsip yang mengizinkan penggunaan sebagian konten untuk kepentingan publik, selama tidak merugikan nilai komersial materi tersebut. Jika penggunaan sesuai dengan prinsip ini, laporan dapat digunakan tanpa memerlukan izin terlebih dahulu. Namun, saat mengutip laporan Tiger Research, Anda diwajibkan untuk:
Menyebutkan dengan jelas 'Tiger Research' sebagai sumber.
Jika materi akan disusun ulang dan diterbitkan kembali, diperlukan persetujuan terpisah. Penggunaan laporan tanpa izin dapat mengakibatkan tindakan hukum.