Wall Street kini ada di Blockchain dan semuanya berubah saat kamu tidur. Raksasa keuangan seperti UBS dan Apollo telah mentokenisasi aset senilai miliaran dolar dan kini aset-aset tersebut berpindah tangan 24 jam sehari, 7 hari seminggu, bukan lagi terbatas pada jam kerja tradisional 9 sampai 5.
Laporan kolaborasi antara DigiFT dan Tiger Research ini membedah seluruh lapisan ekosistem Real-World Assets (RWA): siapa yang membangunnya, siapa yang menggunakannya, dan bagaimana saham serta obligasi yang ditokenisasi mulai menggeser sistem keuangan lama.
Aturannya sudah terbentuk, para institusi besar telah menempatkan taruhannya, dan tahun 2025 menjadi titik ketika kripto berhenti menjadi eksperimen dan mulai menjadi infrastruktur keuangan dunia.
Baca laporan lengkapnya di bawah ini, atau cukup baca ringkasan eksekutif jika waktu Anda terbatas.
Rangkuman
1. Posisi Saat Ini: Pasar yang Didorong oleh Optimisme
Pada tahun 2025, aset dunia nyata (Real-World Assets / RWAs) telah menarik perhatian global, dengan masuknya institusi yang kuat dan antusiasme publik yang terus meningkat. Kesuksesan di awal telah meningkatkan ekspektasi di seluruh pasar, beberapa proyek memang menunjukkan kinerja luar biasa, sementara yang lain masih berjuang untuk membuktikan nilai berkelanjutan. Sektor ini kini berada di titik krusial antara hype dan adopsi jangka panjang, menjembatani keuangan tradisional dan Web3 lebih erat dari sebelumnya.
2. Bagaimana Kita ke Titik Ini: Meningkatkan Akses dan Perkembangan Selama Setahun Terakhir
Tokenisasi dimulai sebagai upaya untuk menyediakan akses terhadap aset tradisional di jaringan blockchain. Apa yang awalnya hanya eksperimen di momen suku bunga rendah, kini berkembang menjadi gerakan teregulasi yang didorong oleh lembaga keuangan besar. Dalam setahun terakhir, terdapat tiga perkembangan utama dalam ekosistem RWA: lembaga keuangan global seperti UBS, Invesco, dan Apollo mulai beroperasi on-chain; munculnya kelas aset baru seperti saham dan properti yang ditokenisasi; serta peningkatan regulasi stablecoin di AS dan Hong Kong. Perkembangan inilah yang membawa ekosistem RWA ke posisi saat ini.
3. Adopsi Ekosistem RWA On-chain dan Perannya di Seluruh Ekosistem
Ekosistem RWA kini telah berkembang menjadi jaringan saling bergantung di mana setiap partisipan berperan penting dalam mendorong adopsi berskala besar. Mitra ekosistem seperti platform tokenisasi dan distribusi, protokol DeFi, kurator, serta manajer aset menjadi pemain utama yang memungkinkan RWA eksis dan tumbuh. Kontributor infrastruktur seperti blockchain L1/L2, penyedia layanan oracle, dan protokol interoperabilitas membantu RWA melampaui batas kemampuan dasarnya. Bersama-sama, semua peran ini membentuk siklus penguatan diri yang mempercepat adopsi RWA.
4. Melampaui Tokenisasi: Dari Aksesibilitas hingga Penerapan Contoh Penggunaan
RWAs telah berevolusi dari sekadar representasi aset di blockchain menjadi financial primitives yang dapat diprogram, membuka jalan bagi berbagai kasus penggunaan baru di dunia keuangan terdesentralisasi.
Stock Collateral Lending oleh xStocks × Kamino
Collateral Mirroring oleh KuCoin × DigiFT
Earn-While-You-Spend oleh Amber Premium × DigiFT
Hybrid Lending & Borrowing oleh Aave
5. Dari Pendapatan Tetap hingga Ekuitas: Mengapa Perdagangan On-chain Ungguli Kepemilikan Off-chain
Tokenisasi kini meluas dari aset pendapatan tetap (fixed income) ke ekuitas dan saham pra-IPO. Dua model penerbitan utama mendominasi: penerbitan langsung (direct issuance) dan penerbitan berbentuk structured note.
Saham yang ditokenisasi dapat diperdagangkan setiap saat (around the clock), memberikan keunggulan signifikan dibandingkan pasar tradisional. Dengan likuiditas 24/7, investor dapat mengelola risiko secara berkelanjutan tanpa menunggu jam perdagangan pasar. Hal ini menandai era baru pasar ekuitas yang selalu aktif, di mana aset yang dapat diprogram (programmable assets) mengungguli struktur kepemilikan tradisional.
6. Regulasi sebagai Pendorong Adopsi
Di Singapura, token RWA yang merepresentasikan instrumen dasar seperti obligasi, saham, reksa dana, dan surat utang pemerintah diperlakukan di bawah peraturan sekuritas yang ada. Hal ini menyediakan jalur regulasi yang jelas bagi pelaku berlisensi. Hong Kong mewajibkan perizinan untuk aktivitas sekuritas maupun aset virtual, sementara pendekatan Dubai melalui VARA mendorong inovasi yang tetap patuh terhadap aturan. Di berbagai yurisdiksi, transparansi dan kejelasan regulasi menjadi pendorong utama pertumbuhan RWA yang berkelanjutan.
Stablecoin terus menjadi jangkar utama bagi ekonomi RWA secara keseluruhan. Selama setahun terakhir, kerangka hukum baru seperti U.S. GENIUS Act, CLARITY Act, dan Hong Kong Stablecoin Bill telah disahkan, yang secara resmi mengakui stablecoin sebagai uang digital teregulasi dan mengaitkan pertumbuhannya langsung dengan meningkatnya permintaan terhadap RWA.
7. Langkah Selanjutnya
Fase selanjutnya akan membawa RWA dari tahap eksperimental menuju infrastruktur keuangan utama. Pasar hybrid (gabungan permissioned dan permissionless), bursa saham yang ditokenisasi, serta IPO pertama yang berlangsung on-chain akan menjadi pondasi dari arsitektur keuangan baru. Asia diprediksi memimpin transisi ini mengubah tahun 2025 dari masa penuh ekspektasi menjadi titik awal utilitas nyata bagi ekonomi global yang telah ditokenisasi.
Tentang DigiFT
DigiFT adalah platform generasi baru untuk aset dunia nyata (Real-World Assets / RWAs) yang ditokenisasi, berlisensi dari Monetary Authority of Singapore (MAS) dan Hong Kong Securities and Futures Commission (SFC). Platform ini menyediakan layanan aset digital menyeluruh mulai dari tokenisasi, penerbitan, distribusi, perdagangan, hingga penyediaan likuiditas instan yang dirancang khusus untuk kebutuhan institusi.
DigiFT dipercaya oleh lembaga keuangan global sebagai mitra tokenisasi dan distribusi on-chain bagi manajer aset terkemuka seperti Invesco, UBS Asset Management, DBS Bank, CMB International, dan Wellington Management.
🐯 Lainnya dari Tiger Research
Telusuri lebih lanjut laporan yang relevan dengan topik ini: Disclaimer
Laporan ini disusun berdasarkan sumber dan materi yang dianggap dapat dipercaya. Namun, kami tidak memberikan jaminan, baik secara tersurat maupun tersirat, atas akurasi, kelengkapan, atau kesesuaian informasi yang disajikan. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian apa pun yang timbul akibat penggunaan laporan ini atau isi yang terkandung di dalamnya.
Kesimpulan dan rekomendasi dalam laporan ini didasarkan pada informasi yang tersedia pada saat penyusunan dan dapat berubah tanpa pemberitahuan sebelumnya. Semua proyek, estimasi, proyeksi, tujuan, pendapat, dan pandangan yang diungkapkan dalam laporan ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda dari pandangan pihak atau organisasi lain.
Dokumen ini disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai nasihat hukum, bisnis, investasi, maupun pajak. Setiap penyebutan terhadap sekuritas atau aset digital bersifat ilustratif dan tidak merupakan rekomendasi investasi maupun penawaran untuk memberikan jasa penasihat investasi. Materi ini tidak ditujukan kepada investor atau calon investor mana pun.
Ketentuan Penggunaan
Tiger Research mengizinkan penggunaan wajar atas report yang telah disusun dan diterbitkan. ‘Penggunaan wajar’ adalah prinsip yang mengizinkan penggunaan sebagian konten untuk kepentingan publik, selama tidak merugikan nilai komersial materi tersebut. Jika penggunaan sesuai dengan prinsip ini, laporan dapat digunakan tanpa memerlukan izin terlebih dahulu. Namun, saat mengutip laporan Tiger Research, Anda diwajibkan untuk:
Menyebutkan dengan jelas ‘Tiger Research’ sebagai sumber.
Menyertakan logo Tiger Research (hitam/putih).
Jika materi akan disusun ulang dan diterbitkan kembali, diperlukan persetujuan terpisah. Penggunaan laporan tanpa izin dapat mengakibatkan tindakan hukum.

