Wayfinder: Agent AI Dorong Adopsi Massal DeFi
Mewujudkan Akses Keuangan Terdesentralisasi untuk Semua
Laporan ini disusun oleh Tiger Research dan menganalisis inovasi Wayfinder dalam infrastruktur DeFi berbasis AI serta dampaknya terhadap peningkatan aksesibilitas di dunia blockchain.
TL;DR
DeFi mengklaim dirinya terbuka untuk semua orang, namun kompleksitas teknisnya membuat akses sulit bagi investor umum. Mulai dari menyiapkan gas fee hingga memahami protokol yang rumit, banyak pengguna akhirnya menyerah dan melewatkan peluang investasi yang menjanjikan karena prosedur yang terlalu rumit.
Wayfinder adalah sistem agent AI khusus on-chain yang dirancang untuk mengatasi masalah aksesibilitas ini. Tanpa perlu pemahaman teknis yang mendalam, pengguna dapat menjalankan strategi investasi tingkat profesional dari perdagangan cross chain hingga basis trading melalui percakapan sederhana dengan agent AI.
Ke depan, Wayfinder akan diperluas menjadi layanan API dan diproyeksikan akan digunakan secara luas sebagai infrastruktur yang menyederhanakan kompleksitas on-chain di berbagai proyek Web3. Ketersediaan API Wayfinder akan meningkatkan pengalaman pengguna di seluruh industri kripto dan membawa visi “layanan keuangan yang dapat diakses oleh semua orang” menjadi kenyataan.
1. Apakah DeFi Benar-Benar Terbuka untuk Semua Orang?
DeFi bercita-cita menciptakan ekosistem keuangan terbuka, di mana siapa pun dapat berpartisipasi. Namun, realisasinya memerlukan pengetahuan teknis dan keterampilan finansial tingkat lanjut. Hal ini menciptakan kesenjangan besar antara idealisme dan kenyataan.
Chain abstraction dan Account abstraction muncul sebagai upaya menjembatani kesenjangan tersebut. Meskipun kedua teknologi ini meningkatkan pengalaman pengguna, mereka belum distandarisasi secara luas dan hanya didukung oleh protokol terbatas. Masalah utamanya tetap: kompleksitas pembelajaran. Pengguna masih harus memahami konsep-konsep khas DeFi, seperti AMM (Automated Market Maker), Liquidity Pool, dan Impermanent Loss.
Penelitian dari Bank for International Settlements (BIS) memperkuat hal ini. Di Uniswap V3, protokol DeFi terkemuka hanya 7% penyedia likuiditas yang menguasai sekitar 80% TVL (Total Value Locked). Pengguna ahli ini mampu memaksimalkan sistem kompleks dan meraih imbal hasil hingga 20% lebih tinggi dibanding pengguna biasa. Fenomena ini terjadi bahkan di Uniswap yang dianggap paling ramah pengguna, mengindikasikan bahwa masalah aksesibilitas adalah isu sistemik di seluruh ekosistem DeFi.
Ekosistem DeFi menghadapi sejumlah masalah nyata yang harus diselesaikan. Pengguna yang sudah ada dipaksa untuk terus belajar tanpa henti, mengalami kelelahan dalam mengambil keputusan. Sementara itu, pengguna baru sering kali langsung mundur bahkan sebelum benar-benar masuk. Proses akses yang kompleks membuat banyak calon pengguna enggan melanjutkan, meskipun peluang investasinya menarik. Akibatnya, DeFi kini semakin eksklusif bagi kalangan ahli. Ini bertentangan dengan visi awal inovasi keuangan melalui teknologi desentralisasi. Janji partisipasi universal belum terpenuhi. Hambatan masuk yang tinggi dan pengalaman pengguna yang buruk membatasi potensi ekosistem ini.
2. Dapatkah AI Mengatasi Hambatan Tinggi dalam DeFi?
Terobosan AI terbaru membuka peluang baru untuk menurunkan hambatan dalam mengakses DeFi. Teknologi agentic AI kini tidak hanya menyediakan kecerdasan, tetapi juga mampu menjalankan tugas kompleks secara otonom. Ini dapat menjadi kunci utama bagi adopsi massal DeFi.
Bayangkan skenario ini: Pengguna memberikan instruksi, “Bridge ETH saya dari Base ke Solana dan beli memecoin BONK.” Agent AI menganalisis puluhan opsi bridge secara realtime dan memberikan rekomendasi seperti:
Wormhole: Biaya $2,50, waktu penyelesaian 3 menit, tingkat keamanan tinggi
LayerZero: Biaya $1,80, waktu penyelesaian 5 menit, risiko volatilitas gas fee
Pengguna tidak perlu memahami perbedaan teknis antar bridge. Mereka cukup memilih berdasarkan informasi kunci yang disajikan Agent AI. Tidak perlu lagi menghubungkan wallet secara manual atau mengeksekusi transaksi yang rumit semuanya ditangani secara otomatis oleh agent, layaknya manajer aset pribadi yang bekerja 24/7.
Namun, untuk mewujudkan skenario ini, tantangan fundamental harus diatasi. Kebanyakan teknologi AI saat ini belum terintegrasi langsung dengan blockchain. Bahkan untuk mengecek saldo wallet secara real-time pun belum memungkinkan. Integrasi node blockchain saja tidak cukup memahami ribuan smart contract yang berbeda dan berinteraksi dengannya secara aman merupakan tantangan besar tersendiri.
Diperlukan sistem Agent AI on-chain khusus untuk menciptakan nilai nyata di dunia DeFi. Di sinilah Wayfinder hadir sebagai solusi.
3. Wayfinder: Sistem Agent AI Khusus On-Chain
Wayfinder menghadirkan sistem agent AI yang dirancang khusus untuk lingkungan on-chain. Berbeda dari agent AI umum, agen-agen Wayfinder terintegrasi langsung dengan infrastruktur blockchain dan dapat menjalankan tugas-tugas on-chain secara otomatis. Model AI-nya dioptimalkan secara khusus untuk konteks blockchain, sehingga mampu menavigasi dan memanfaatkan protokol DeFi dengan efisiensi jauh lebih tinggi dibanding model AI umum. Hasilnya, pengguna tanpa latar belakang teknis dapat mengakses ekosistem DeFi yang kompleks dengan mudah.
Wayfinder berasal dari proyek Colony, sebuah game simulasi bertahan hidup berbasis AI yang dikembangkan oleh Parallel Studios, perusahaan game Web3. Dalam Colony, avatar AI beroperasi secara otonom mengumpulkan sumber daya, berdagang, dan merancang strategi bertahan hidup tanpa campur tangan pemain. Selama pengembangan, Parallel Studios melihat potensi bahwa kemampuan agent AI untuk bertindak secara mandiri di lingkungan on-chain dapat diperluas ke luar sektor game khususnya di DeFi. Inilah yang menjadi dasar lahirnya proyek Wayfinder.
Wayfinder terdiri dari dua komponen inti, yaitu Wayfinder Shell: Interface interaksi antara pengguna dan berbagai agent spesialis, lalu yang kedua adalah Wayfinder Graph: Sistem navigasi yang membantu agent menemukan jalur optimal di lingkungan multi chain yang kompleks.
3.1. Wayfinder Shell: Your Own Private Banker for DeFi
Wayfinder Shell (disingkat Shells) adalah Interface tempat pengguna berinteraksi dengan agents AI spesialis untuk mengembangkan dan menjalankan berbagai strategi on-chain. Shells menyediakan agent dengan peran khusus yang dapat berkolaborasi secara organik sesuai permintaan pengguna. Mereka menangani tugas-tugas kompleks secara efisien, dan mendukung berbagai jaringan utama seperti Ethereum, Solana, Base, dan Avalanche yang memungkinkan pengelolaan aset lintas chain yang mulus.
Fitur utama Shells terletak pada kemampuan agent untuk mengeksekusi transaksi langsung melalui wallet Web3 internal. Contohnya, pengguna meminta untuk mendistribusikan $100 USDC ke token-token Solana yang menunjukkan tren naik dalam seminggu terakhir. Agen akan menganalisis data pasar secara real-time, membangun portofolio, dan langsung mengeksekusi transaksi. Pengguna cukup menyampaikan niat investasi melalui satu interface tanpa memahami seluk-beluk teknisnya. Jenis-jenis Agen Wayfinder:
Transaction Agent: Menangani perpindahan dan pengelolaan aset dasar, seperti swap token, bridging, dan staking.
Perpetual Agent: Terintegrasi dengan HyperCore (mesin order book on-chain dari Hyperliquid), memungkinkan trading spot dan perpetual dengan strategi lanjutan seperti leverage dan basis trading tanpa perlu memahami sistem Hyperliquid secara langsung.
Contract Agent: Bertugas menulis, menganalisis, dan menerapkan smart contract.
Autonomous Agent: Mengkoordinasi berbagai agent lain untuk mencapai tujuan pengguna secara menyeluruh dari perencanaan strategi, eksekusi, rebalancing, hingga manajemen risiko.
Ke depan, akan ditambahkan lebih banyak agen spesialis seperti Yield Finder Agent yang berfokus pada optimasi hasil (yield). Sistem multi-agen ini memungkinkan verifikasi silang dan kolaborasi antar agen sehingga keputusan yang diambil menjadi lebih stabil dan akurat. Untuk transaksi kompleks misalnya: "bridge USDC dari Ethereum ke Base, swap setengah ke wBTC, lalu deposit ke AAVE" agent akan menjalankan simulasi terlebih dahulu di jaringan virtual (VNet). Ini memprediksi hasil dan mencegah kesalahan atau “halusinasi AI”. Transaksi penting tetap memerlukan persetujuan pengguna, sehingga kontrol penuh atas aset tetap berada di tangan pengguna.
3.2. Wayfinder Graph: Google Maps-nya DeFi
Wayfinder Graph adalah sistem navigasi yang menyusun dan menghubungkan berbagai elemen dalam ekosistem blockchain yang kompleks. Sebagaimana Google Maps menyusun data jalan, bangunan, dan lalu lintas secara real-time untuk memberi rute terbaik, Wayfinder Graph memetakan hubungan antara protokol DeFi, smart contract, dan aset di berbagai jaringan blockchain untuk membantu agent menyelesaikan tugas secara optimal.
Inti dari sistem ini adalah Wayfinding Paths, rangkaian langkah terstruktur untuk menyelesaikan suatu tugas. Misalnya “Tukar Ethereum ke USDC di Uniswap” dan “Bridge USDC dari Ethereum ke Arbitrum”. Setiap path menyertakan informasi lengkap: alamat smart contract, metode pemanggilan fungsi, estimasi biaya, serta catatan peringatan. Agent tidak perlu merancang strategi dari nol. Mereka cukup menggunakan jalur yang telah diverifikasi untuk mengeksekusi tugas secara cepat dan aman.
Di masa depan, komunitas akan menciptakan dan mengelola "Wayfinding Paths". Misalnya, ketika protokol DeFi baru muncul, peserta komunitas dapat menulis dan mengirimkan path untuk berinteraksi dengan protokol tersebut. Mereka harus melakukan staking token PROMPT sebagai jaminan. Path verifier akan meninjau pengajuan tersebut. Hanya path yang disetujui yang akan dimasukkan ke dalam pustaka resmi. Semua Shell dapat menggunakan path yang telah disetujui. Pembuat path akan menerima sebagian biaya saat path mereka digunakan oleh Shell lain. Sebaliknya, jika path yang dibuat salah dan menyebabkan kerugian, token yang di-stake oleh pembuat dan validator path akan dikenakan penalti (slashed). Token yang terpotong ini kemudian digunakan sebagai kompensasi bagi korban kerugian. Struktur ini berfungsi sebagai sistem manajemen kualitas berkelanjutan, bukan sekadar sistem insentif. Token yang di-stake akan tetap terkunci meskipun path telah disetujui. Token ini bertindak sebagai mekanisme pengaman, memberikan insentif kepada pembuat path untuk terus memastikan akurasi dan keamanan dari path yang mereka buat.
Wayfinder bertujuan untuk mencapai skalabilitas melalui pendekatan berbasis komunitas, bukan dengan cara tradisional yang lambat dan terbatas, yaitu integrasi langsung ke semua protokol. Seperti halnya pengguna Google Maps yang bisa langsung mendaftarkan lokasi atau memberikan ulasan untuk meningkatkan kualitas peta, Wayfinder juga dapat merespons dengan fleksibel terhadap dinamika dan kompleksitas ekosistem DeFi melalui partisipasi aktif dari komunitas.
4. Pengalaman DeFi Baru Berkat Wayfinder
Dengan hadirnya Wayfinder, strategi on-chain yang kompleks tidak lagi menjadi ranah eksklusif para ahli. Agent otomatis menangani perencanaan dan eksekusi strategi, sehingga pemula pun dapat menjalankan strategi setara level profesional. Sementara itu, para ahli dapat terbebas dari pekerjaan repetitif dan fokus pada desain strategi yang lebih canggih.
Berikut beberapa contoh bagaimana Wayfinder menciptakan pengalaman DeFi baru yang disesuaikan untuk berbagai tingkat pengguna mulai dari pengguna umum hingga trader profesional.
4.1. Transaksi Cross Chain yang Rumit Menjadi Sederhana
Salah satu tantangan terbesar dalam trading on-chain adalah kebutuhan untuk menyiapkan token gas fee berbeda di setiap jaringan. Misalnya, Ethereum membutuhkan ETH, dan Solana membutuhkan SOL. Untuk memindahkan USDC dari Solana ke Ethereum, pengguna memerlukan SOL sebagai gas fee. Tanpa SOL, pengguna harus melakukan proses yang rumit: bridge USDC dari Ethereum ke Solana, lalu menukar sebagian menjadi SOL.
Agent Transaksi pada Shell menyederhanakan proses ini melalui mesin BRAP (Best-Rate Aggregated Protocol). BRAP mengeksplorasi berbagai jalur likuiditas, mencari rute optimal, dan menangani proses swap maupun bridging secara otomatis. Hasilnya adalah pengalaman satu pintu bagi pengguna tanpa perlu memahami kompleksitas teknis.
Lebih lanjut, Wayfinder mendukung pemrosesan gas fee cross chain yang terpusat dengan menggunakan token PROMPT berbasis jaringan Base. Ini menghilangkan kebutuhan pengguna untuk menyediakan token gas native di setiap jaringan. Eksekusi transaksi cross chain pun menjadi jauh lebih efisien dan nyaman.
4.2. Proses Investasi Repetitif Menjadi Satu Langkah
Wayfinder mampu menjalankan strategi investasi kompleks yang melampaui sekadar swap atau bridge. Salah satu contohnya adalah strategi DCA (Dollar Cost Averaging) berbasis leverage. Pengguna cukup menetapkan kondisi sekali, dan strategi akan dijalankan terus-menerus tanpa intervensi manual.
Misalnya, seorang pengguna memberi instruksi: "Beli BTC sebesar $100 setiap minggu dengan metode DCA. Jika harga BTC naik dan nilai kolateral meningkat, gunakan surplus tersebut untuk meminjam dana tambahan dan membeli lebih banyak BTC."
Agent Otonom akan menganalisis suku bunga dan TVL (Total Value Locked) secara real-time di berbagai protokol peminjaman seperti Aave dan Compound, lalu memilih protokol yang paling optimal. Agent Transaksi kemudian menjalankan strategi leverage tersebut secara bertahap yaitu menyimpan BTC sebagai kolateral, lalu meminjam USDC berdasarkan persentase tertentu dari nilai kolateral, kemudia menggunakan USDC untuk membeli BTC tambahan, dan yang selanutnya adalah menyimpan BTC tambahan sebagai kolateral baru. Proses ini berulang, dan meskipun pengguna hanya memulai dengan 1 BTC, posisinya bisa diperbesar menjadi setara dengan 3–4 BTC.
Agent akan memastikan strategi tetap berada dalam parameter risiko yang ditentukan pengguna, seperti leverage maksimum 3x dan batas kerugian -10%. Saat pasar menurun, sistem akan memantau rasio kolateral. Jika risiko likuidasi meningkat, agen otomatis mengurangi posisi untuk mencegah kerugian besar.
4.3. Trading Profesional Tanpa Pengetahuan Teknis
Basis Trading adalah strategi arbitrase yang memanfaatkan perbedaan harga antara pasar spot dan futures, umumnya menghasilkan keuntungan stabil dari funding rate. Namun, strategi ini biasanya hanya digunakan oleh institusi atau trader profesional karena kerumitannya dan kebutuhan pemantauan 24 jam.
Agen Perpetual milik Wayfinder terintegrasi dengan mesin order book on-chain HyperCore dari Hyperliquid. Ini menciptakan lingkungan di mana pengguna umum pun dapat memanfaatkan strategi ini dengan mudah.
Misalnya, pengguna memberi perintah: "Lakukan basis trading berdasarkan funding rate dengan token HYPE."
Agent Transaksi memindahkan aset pengguna ke wallet Hyperliquid yang dibuat otomatis dalam Shell. Agen Perpetual kemudian membeli HYPE di pasar spot sambil membuka posisi short yang sama di pasar futures. Dengan posisi long dan short yang seimbang, pengguna dapat menghasilkan keuntungan dari funding rate tanpa terpengaruh arah pasar.
Contohnya, jika funding rate adalah +0,08% untuk posisi $10.000, pengguna bisa memperoleh sekitar $8 sebagai pendapatan harian. Agent Otonom akan terus memantau funding rate dan menutup posisi secara otomatis jika profitabilitas menurun atau funding rate menjadi negatif.
Dengan Wayfinder, pengguna dapat menjalankan strategi pro-level tanpa memahami mekanismenya. Mereka tidak perlu mengetahui cara kerja Hyperliquid, semua diatur oleh agent.
5. Masa Depan DeFi yang Lebih Terjangkau
Peluang terbesar dalam pasar kripto tetap berada di lingkungan on-chain. Sebagai contoh, memecoin $TRUMP diperdagangkan pertama kali di DEX awal tahun ini, menghasilkan return puluhan kali lipat bagi investor awal. Namun, banyak pengguna kesulitan mendeteksi peluang ini sejak awal. Bahkan setelah mengetahui, prosesnya pun tidak mudah, mereka harus mengakses bursa seperti Jupiter atau Raydium, menghubungkan wallet, dan mentransfer aset untuk berinvestasi.
Wayfinder hadir untuk menjembatani kesenjangan ini. Melalui interface berbasis percakapan, pengguna dapat mengembangkan dan mengeksekusi berbagai strategi mulai dari pembelian token sederhana, yield farming, hingga rebalancing otomatis. Strategi yang sebelumnya hanya dapat dilakukan oleh para ahli kini bisa diakses oleh siapa saja. Ini bisa menjadi titik balik penting bagi industri kripto. Pasar kripto merespons cepat terhadap peningkatan aksesibilitas. Setelah listing di Moonshot, volume perdagangan Trump Coin meningkat puluhan kali. Dengan cara serupa, Wayfinder diperkirakan akan mempermudah berbagai aktivitas on-chain dan memperluas basis pengguna. Hal ini bisa memicu aktivasi pasar yang lebih luas dan berdampak positif pada pertumbuhan industri.
Dalam jangka panjang, Wayfinder berpotensi berkembang menjadi semacam sistem operasi (OS) untuk ekosistem on-chain. Rencana ke depan mencakup penyediaan fungsionalitas dalam bentuk API, memungkinkan berbagai layanan seperti wallet Web3, DApp, dan bursa kripto untuk menggunakan fungsionalitas on-chain yang kompleks dengan mudah tanpa harus membangunnya sendiri dari nol. Layaknya Windows atau macOS yang menyederhanakan kendali perangkat keras menjadi klik sederhana, Wayfinder akan memproses instruksi berbasis bahasa alami untuk melakukan berbagai aktivitas blockchain secara instan.
Setiap layanan akan dapat menyediakan fitur baru melampaui batasan saat ini. Misalnya, MetaMask saat ini hanya menyediakan fitur swap sederhana. Dengan integrasi Wayfinder, pengguna bisa langsung menjalankan strategi kompleks seperti:
"Otomatis rebalance portofolio saya ke 60% ETH dan 40% BTC."
Bursa seperti Binance atau Coinbase pun bisa meningkatkan pengalaman pengguna mereka dengan menyediakan produk DeFi kompleks melalui antarmuka yang lebih intuitif memberikan keunggulan kompetitif dibandingkan ekosistem DeFi murni.
Akhirnya, Wayfinder diperkirakan akan menjadi infrastruktur mendasar yang meningkatkan pengalaman pengguna di seluruh industri kripto, melampaui hanya DeFi. Wayfinder bisa menjadi katalis dalam mewujudkan cita-cita awal DeFi: “keuangan yang dapat diakses oleh semua orang.”
🐯 Lainnya dari Tiger Research
Telusuri lebih lanjut laporan yang relevan dengan topik ini:
Maple Finance: Onchain Asset Management for the Institutional Capital Era
Hyperlane: The Permissionless Cross-Chain Protocol Connecting 150+ Blockchains
Disclaimer
Laporan ini sebagian didanai oleh Wayfinder. Namun, laporan ini disusun secara independen oleh tim riset kami berdasarkan sumber-sumber terpercaya. Temuan, rekomendasi, dan opini yang disampaikan merujuk pada informasi yang tersedia saat publikasi dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul akibat penggunaan laporan ini atau isinya, dan tidak menjamin keakuratan maupun kelengkapannya. Informasi yang disampaikan dapat berbeda dengan pandangan pihak lain.
Laporan ini disusun semata-mata untuk tujuan informasional dan bukan merupakan nasihat hukum, bisnis, investasi, atau pajak. Referensi terhadap sekuritas atau aset digital dalam dokumen ini hanya bersifat ilustratif dan tidak dimaksudkan sebagai rekomendasi investasi atau penawaran jasa konsultasi investasi. Materi ini tidak ditujukan bagi investor maupun calon investor.
Ketentuan Penggunaan
Tiger Research mengizinkan penggunaan wajar atas report yang telah disusun dan diterbitkan. 'Penggunaan wajar' adalah prinsip yang mengizinkan penggunaan sebagian konten untuk kepentingan publik, selama tidak merugikan nilai komersial materi tersebut. Jika penggunaan sesuai dengan prinsip ini, laporan dapat digunakan tanpa memerlukan izin terlebih dahulu. Namun, saat mengutip laporan Tiger Research, Anda diwajibkan untuk:
Menyebutkan dengan jelas 'Tiger Research' sebagai sumber.
Menyertakan logo Tiger Research (hitam/putih).
Jika materi akan disusun ulang dan diterbitkan kembali, diperlukan persetujuan terpisah. Penggunaan laporan tanpa izin dapat mengakibatkan tindakan hukum.