Aliansi Astar-Soneium: Perjalanan Adopsi Web3 yang Lebih Luas
Inovasi Tanpa Batas: Dua Mainnet yang Membentuk Masa Depan Web3
Laporan ini, yang disusun oleh Tiger Research, menganalisis perjalanan Soneium dan Astar Network menuju adopsi Web3 secara mainstream serta bagaimana sinergi antara kedua jaringan tersebut.
TL;DR
Perusahaan induk hiburan global, Grup Sony memasuki industri Web3 dengan Ethereum L2 ‘Soneium’. Melalui kepemilikan IP yang luas dan basis pengguna global, Sony memiliki posisi kuat untuk memimpin adopsi Web3 secara masif.
Astar Network menjadi mitra utama dari Soneium, berpengalaman bertahun-tahun dalam pengoperasian mainnet untuk mendukung pengembangan ekosistem Soneium. Token ASTR sebagai aset inti Soneium, kedua jaringan ini diharapkan dapat bersinergi dengan baik.
Dalam jangka waktu dua minggu setelah peluncuran, Soneium berhasil menarik lebih dari 170 proyek. Platform sosial Web3 seperti Yay! dan platform hiburan Web3 seperti Yoake menjadi contoh integrasi blockchain yang berhasil dan menunjukkan potensi Web3 untuk adopsi massal.
1. Babak Baru bagi Grup Sony
Pada Januari 2025 lalu, grup Sony melalui anak perusahaannya Sony Blockchain Solution Labs (Sony BSL), resmi memasuki ekosistem Web3 dengan meluncurkan Soneium, jaringan blockchain Ethereum Layer 2. Peluncuran ini menarik perhatian industri, mengingat rekam jejak Sony yang sukses dalam inovasi teknologi dan budaya.
Diketahui bahwa membangun jaringan blockchain publik bukanlah hal lumrah bagi perusahaan besar, terutama karena tantangan di dunia Web3 seperti ketidakpastian regulasi, model bisnis yang belum terbukti, serta biaya infrastruktur yang tinggi, sehingga kebanyakan dari perusahaan global cenderung lebih berhati-hati karena pengaruh mereka terhadap risiko regulasi lebih besar.
Namun, Sony tetap optimis dengan DNA inovatifnya. Perusahaan ini telah belajar dari pengalaman sulit sebelumnya saat transisi dari analog ke digital, yang membentuk sifat Sony dalam menciptakan sumber pertumbuhan baru. Kini, semangat inovasi yang sama diterapkan untuk Web3.
Astar Network menjadi mitra strategis dalam perjalanan Web3 bagi Sony. Dengan keahlian teknis yang telah dikembangkan sejak 2019 pada ekosistem Polkadot, Astar akan mempercepat visi Sony terjun ke industri Web3. Disisi lain token ASTR juga akan berperan sebagai inti aset Soneium, memperkuat integrasi teknis dan ekosistem kedua jaringan untuk mendorong adopsi Web3 secara lebih luas.
Laporan ini menganalisis bagaimana Soneium dan Astar Network dapat membawa transformasi dalam industri Web3 dan mengeksplorasi potensi sinergi antara Sony bersama Astar serta kemampuan keduanya dalam mempercepat adopsi Web3.
2. Soneium: Menuju Masif Adopsi!
Soneium, mainnet Ethereum Layer 2 yang dibangun di atas OP Stack, merupakan hasil kolaborasi antara Grup Sony dan Startale melalui perusahaan bersama mereka, Sony BSL. Startale membawa keahlian blockchain yang diperoleh dari pengoperasian Astar Network sejak 2019, sementara Sony menyumbangkan basis pengguna global serta portofolio IP yang luas. Kombinasi ini menempatkan Soneium dalam posisi yang tepat untuk mempercepat penetrasi Web3.
2.1. Soneium: Pilar Strategis Utama Grup Sony
Soneium tidak sekadar inisiatif blockchain saja, namun bentuk nyata dari strategi digital Sony yang berpotensi menghubungkan berbagai divisi bisnisnya. Sebagai pemimpin industri hiburan, integrasi ini dapat memberikan dampak besar terhadap adopsi Web3. Memahami visi strategis Grup Sony menjadi kunci untuk melihat potensi ini.
Dalam rencana kerja 2025-2027 yang diumumkan pada 2024 lalu, Sony mengusung visi “Beyond the Boundaries, Maximize Synergies Across the Group", dengan menekankan kolaborasi lintas divisi untuk mempercepat inovasi digital dan mengembangkan sumber pendapatan baru.
Jaringan blockchain Soneium digadang-gadang menjadi fondasi bagi ekosistem digital komprehensif yang menghubungkan berbagai aset pada Grup Sony. Melalui laporan ini, kita akan melihat lebih lanjut bagaimana peluang integrasi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, di seluruh divisi perusahaan.
2.1.1. Perspektif Jangka Pendek: Memperkuat Integrasi Bisnis Web3 yang Ada
Integrasi awal Soneium dalam ekosistem Sony kemungkinan akan berfokus pada pengembangan proyek Web3 yang sudah berjalan, seperti SNFT—marketplace NFT yang diluncurkan pada 2022—dan S.BLOX, bursa kripto yang diakuisisi pada 2023 ketika anak perusahaan Sony, Queta Web, mengambil alih dan melakukan rebranding WhaleFin.
S.BLOX berpotensi menjadi awal bagi ekosistem Soneium dengan fungsi sebagai jalur konversi (on/off ramp) antara aset tradisional dan Web3. Dengan mengintegrasikan fitur exchanges dan wallet—mirip dengan model yang digunakan Backpack—S.BLOX dapat memberikan manajemen aset yang lebih aman dibandingkan Web3 wallet saat ini.
Beberapa anak perusahaan Grup Sony telah memperluas proyek Web3 mereka melalui integrasi SNFT-Soneium adalah sebagai berikut:
Sony Pictures Entertainment (Jepang) menyediakan akses eksklusif ke konten tertentu bagi pelanggan yang membeli film atau serial tertentu di Amazon Prime Video.
Sony Music Entertainment France mendistribusikan NFT edisi terbatas untuk merayakan ulang tahun kedua komunitas musik dan Web3 ‘Sunny B. 1991’.
Sony Music Publishing (Jepang) meluncurkan kampanye NFT yang terhubung dengan acara langsung grup musik ‘SANDAL TELEPHONE’.
Proyek-proyek ini berfokus pada peningkatan keterlibatan penggemar/fans serta distribusi konten digital melalui NFT, menjajaki cara baru untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan audiens.
2.1.2. Perspektif Jangka Panjang: Integrasi dengan Industri Hiburan dan Keuangan
Meskipun Sony belum mengumumkan inisiatif Web3nya secara spesifik selain yang telah disebutkan diatas, pertimbangan jangka panjangnya juga perlu dipertimbangkan lebih lanjut.
Perusahaan mengendalikan produksi dan distribusi kontennya sendiri, bagian hiburan telah telah berkontribusi 60% dari pendapatan Sony. Fokus yang terpusat ini memang memiliki risiko, tetapi teknologi Web3 dapat membuka peluang baru untuk pertumbuhan dan inovasi.
Tanda-tanda yang muncul sejauh ini mendukung potensi inovasi ini. Sony Interactive Entertainment, terutama terkait NFT dalam game, menunjukkan kemungkinan integrasi Web3 ke dalam ekosistem PlayStation. Hal ini dapat mencakup fitur seperti aset game berbasis NFT dan opsi pembayaran menggunakan aset kripto.
Sony Music dan Sony Pictures juga dapat memanfaatkan portofolio IP mereka yang luas melalui teknologi Web3. Sony Music telah menguji penggunaan NFT berbasis IP artis dan sedang mengeksplorasi penerapan Web3 yang lebih luas dalam lisensi musik. Dengan portofolio konten yang beragam—meliputi musik, animasi, dan game—Sony memiliki peluang untuk menciptakan sumber pendapatan baru melalui integrasi Web3.
Meskipun telah melakukan pemisahan (spinoff), Sony Financial Group tetap memiliki hubungan erat dengan Grup Sony dan menunjukkan minat yang sama terhadap teknologi Web3, yang membuka kemungkinan kolaborasi di masa depan.
Bank Sony menjadi pelopor dalam adopsi blockchain di sektor perbankan dengan berbagai inisiatif, termasuk:
Bermitra dengan SNFT untuk CONNECT, aplikasi manajemen NFT yang ramah pengguna.
Melakukan uji coba inisiatif stablecoin.
Menjadi bank pertama di Jepang yang menawarkan aset pinjaman dalam bentuk security tokens (STO).
Langkah-langkah ini menunjukkan potensi integrasi Web3 yang lebih luas di berbagai lini bisnis Sony Group.
2.2. Contoh Ekosistem Utama di Soneium
Soneium bertujuan membangun ekosistem Web3 yang inklusif, tidak hanya untuk Sony Group tetapi juga bagi pengguna umum, dengan fokus pada aplikasi yang ramah konsumen. Pengguna dapat mengakses layanan blockchain melalui aplikasi yang sudah familiar tanpa perlu memahami teknologi di baliknya. Strategi ini telah menarik lebih dari 170 proyek sejak peluncuran, dengan mayoritas berupa aplikasi untuk konsumen. Bagian berikut menyoroti beberapa aplikasi utama dalam ekosistem Soneium.
2.2.1. Yay!: Platform SocialFi Sebagai Jembatan Bagi Komunitas Web2 Ke Web3 dengan Sistem Reward
Yay! adalah platform komunitas asal Jepang yang telah memiliki lebih dari 10 juta pengguna sejak 2020 dan menjadi tuan rumah bagi lebih dari 100 ribu komunitas aktif. Yay! menunjukkan bagaimana Web3 dapat meningkatkan pengalaman media sosial tanpa mengganggu pola pengguna. Adapun anggota komunitas mendapatkan reward atas partisipasi mereka, sementara semua interaksi berbasis blockchain dikelola di balik layar oleh platform.
Di Yay!, pengguna memperoleh token $EMPL sebagai penghargaan atas kontribusi mereka dalam komunitas. Token ini dapat digunakan dalam platform untuk membeli item dan mengirim hadiah, atau dikonversi menjadi $YAY untuk ditarik dalam bentuk uang tunai. Sistem ini memungkinkan pengguna merasakan manfaat ekonomi token tanpa perlu berurusan dengan transaksi kripto yang rumit.
Yay! serves both traditional Web2 and Web3 users effectively: regular users earn points they can spend in-app, while crypto-savvy users can move these assets on-chain for DeFi activities like staking and providing liquidity. The platform's appeal to Web3 users is clear - its staking campaign with Ethereum and ASTR attracted 20 million in participation. By creating value for both user groups, Yay! successfully bridges Web2 and Web3.
Yay! menjembatani Web2 dan Web3 dengan memungkinkan pengguna reguler memperoleh poin dalam aplikasi, sementara pengguna Web3 dapat memanfaatkan aset mereka di blockchain untuk staking dan likuiditas. Kegiatan seperti staking dengan Ethereum dan ASTR yang menarik partisipasi $20 juta membuktikan daya tariknya bagi komunitas Web3.
2.2.2. . Yoake: Inovasi bagi Para Penggemar Melalui Blockchain
Yoake adalah platform berbasis blockchain yang dirancang untuk penggemar hiburan, dikembangkan oleh produser Jepang ternama Yasushi Akimoto bekerja sama dengan Startale. Akimoto dikenal sebagai pencipta AKB48, yang mempopulerkan sistem voting dalam grup idola. Pendekatan inovatif Yoake menjadikannya pemenang kategori hiburan dalam program inkubasi Soneium Spark.
Yoake menggunakan teknologi blockchain untuk mengatasi tantangan umum dalam komunitas penggemar, seperti manipulasi suara dan transparansi pembayaran royalti. Semua suara dicatat dalam blockchain Soneium, menciptakan sistem yang transparan dan dapat diverifikasi. Penggemar dapat memberikan suara menggunakan akun media sosial mereka tanpa perlu membuat wallet kripto, sementara pencatatan blockchain dilakukan secara otomatis. Sistem ini mendukung berbagai aktivitas penggemar, mulai dari memilih setlist untuk konser grup idola hingga voting dalam sebuah kontes fashion.
Yoake menjadi bukti nyata bahwa adopsi blockchain dapat menyelesaikan masalah riil. Seperti yang dijelaskan oleh Sota Watanabe, Direktur Sony BSL, strategi Market Pull ini menekankan pada pemecahan kebutuhan pasar yang sudah ada, dibandingkan dengan strategi Technology Push yang mencari aplikasi untuk teknologi yang telah dikembangkan. Yoake menerapkan prinsip ini dengan berfokus pada peningkatan kesetaraan dan transparansi dalam komunitas penggemar, dengan blockchain sebagai solusi fundamental.
Yoake juga akan meluncurkan token $YOAKE di jaringan Soneium untuk memberikan reward kepada penggemar aktif serta mengukur keterlibatan komunitas. Model ini dapat menjadi contoh bagaimana blockchain dapat meningkatkan layanan konvensional di industri hiburan.
3. Soneium Memilih OP Stack: Infrastruktur dan Skalabilitas yang Kokoh
Soneium dibangun di atas OP Stack dari Optimism sebagai solusi Ethereum Layer 2, alih-alih mengembangkan blockchain Layer 1 sendiri dari nol. Keputusan ini didasarkan pada tantangan besar dalam membangun Layer 1 baru, seperti membangun keamanan jaringan dan mengembangkan ekosistem membutuhkan sumber daya dan waktu yang sangat besar.
Dengan memanfaatkan infrastruktur yang telah matang dari Optimism, Soneium dapat lebih fokus pada pengembangan layanan yang berorientasi pada pengguna dan mempercepat adopsi.
Sebagai Ethereum Layer 2, Soneium mendapatkan keuntungan dari ekosistem blockchain terkemuka, termasuk:
Kompatibilitas EVM, memungkinkan integrasi dengan berbagai alat Ethereum yang sudah ada, seperti dompet dan smart contract.
Keamanan terbukti, yang dapat melindungi kekayaan intelektual Sony.
Akses ke komunitas developer yang luas, yang mendorong inovasi dan pertumbuhan ekosistem.
Dengan pendekatan ini, Soneium dapat mempercepat pertumbuhan ekosistem Web3 tanpa harus membangun fondasi teknis dari awal.
4. Dua Jaringan untuk Satu Visi: Kolaborasi Soneium dan Astar
Astar Network, yang dioperasikan oleh Startale, diperkirakan akan berkolaborasi erat dengan Soneium. Meskipun Astar Network dibangun di atas Polkadot dan Soneium di Ethereum, perbedaan arsitektur blockchain ini justru menciptakan kekuatan yang saling melengkapi dan memaksimalkan sinergi.
Menganalisis kekuatan dan fitur Astar Network dapat membantu menilai potensi Soneium, terutama dalam bagaimana kedua jaringan ini dapat bekerja sama. Berikut adalah analisis lebih lanjut tentang kemungkinan kolaborasi mereka.
4.1. Menggabungkan Berbagai Ekosistem Kolektif untuk Adopsi Web3 yang Lebih Luas
Meskipun beroperasi secara independen, Astar Network dan Soneium memiliki potensi untuk mengembangkan kekuatan yang saling melengkapi. Astar Network dapat mendukung pertumbuhan awal Soneium dengan menyediakan likuiditas dan sumber daya ekosistem, sementara Soneium, sebagai Layer 2 berbasis OP Stack, dapat membantu Astar Network memperluas jangkauan dari Polkadot ke ekosistem Ethereum.
Dukungan Astar Network terhadap WebAssembly (WASM) dan Ethereum Virtual Machine (EVM) membuatnya mampu menjembatani ekosistem Polkadot dan Ethereum. Dengan berkolaborasi dengan Soneium, ekspansi lintas chain ini dapat dipercepat.
Selain itu, pengalaman bertahun-tahun dalam mengelola ekosistem menjadikan Astar Network mitra strategis bagi Soneium. Astar berhasil mengelola likuiditas ekosistem melalui mekanisme token burn skala besar dan dApp Staking V3, yang menawarkan insentif lebih baik bagi pengguna dan proyek dApp. Meskipun ada batas inflasi dasar 7%, langkah-langkah ini membantu menjaga keseimbangan token secara berkelanjutan.
Sejak meluncurkan on-chain governance pada Desember 2024, Astar Network telah beralih ke model pengambilan keputusan berbasis komunitas. Forum komunitasnya telah menjadi wadah aktif dalam membentuk pengembangan ekosistem. Praktik tata kelola ini dapat menjadi referensi penting bagi pengembangan ekosistem Soneium.
Lebih dari sekadar integrasi teknis, Astar Network dan Soneium berbagi visi yang lebih luas dengan membawa Web3 ke pengguna mainstream. Melalui inisiatif ‘Evolution Phase 1.5’, Astar Network akan secara resmi menghubungkan kedua jaringan, menciptakan ekosistem bersama. Dengan memanfaatkan Chainlink CCIP dan teknologi LayerZero, komunikasi antar-chain akan menjadi lebih lancar dan membantu membangun ekosistem Web3 yang lebih berkelanjutan serta skalabel.
4.2. ASTR: Posisi Strategis Astar Network untuk Pertumbuhan Bersama
4.2.1. Membangun Fondasi Awal Melalui Token ASTR
Dengan memanfaatkan token ASTR dari Astar Network, Soneium mempercepat pengembangan ekosistemnya, mengatasi tantangan pertumbuhan diawal yang umumnya dihadapi oleh jaringan baru.
Keberadaan ASTR di exchanges seperti Binance, OKX, dan Upbit memberikan Soneium akses langsung ke likuiditas yang sudah ada. Dengan menggunakan token Astar Network yang telah berjalan, Soneium dapat mengembangkan ekosistemnya lebih efisien dibandingkan jaringan seperti BASE, yang harus meluncurkan atau mendaftarkan tokennya sendiri. Pendekatan ini juga mengurangi risiko regulasi dan mempermudah adopsi bagi pengguna kripto yang sudah ada.
ASTR berperan sebagai aset inti dalam ekosistem Soneium, dengan beberapa fungsi utama yang direncanakan:
- Mendukung transaksi DeFi
- Memfasilitasi pembayaran dalam aplikasi konsumen
- Menjadi aset cadangan untuk penerbitan stablecoin
Peran sentral ini memungkinkan ASTR menangkap nilai dari pertumbuhan ekosistem Soneium, yang secara langsung juga menguntungkan Astar Network. Pentingnya ASTR dalam ekosistem Soneium sudah terlihat jelas—per 1 Februari, ASTR menyumbang 57% dari Total Value Secured (TVS) Soneium.
Astar Network berencana memperluas peran ASTR di seluruh Optimism Superchain, membangun posisinya sebagai aset utama Soneium. ASTR telah mengadopsi standar aset Superchain (ERC-7802, SuperchainERC20), yang memungkinkan pergerakan token yang lebih lancar antarjaringan. Standarisasi ini dapat membantu ASTR menjadi aset yang signifikan dalam ekosistem Superchain. Jika strategi ini berhasil, ASTR bisa menjadi penghubung utama antara Soneium dan ekosistem Web3 yang lebih luas, memperkuat pertumbuhan kedua jaringan.
4.2.2.Strategi Peningkatan Ekosistem
Astar Network sedang menjalankan inisiatif branding insentif bersama Soneium untuk mengembangkan ekosistem mereka. Melalui kampanye Astar Surge, pemegang ASTR dapat memperoleh rewards dengan menyetorkan token ke dalam smart contract yang telah ditentukan, yang membantu menyediakan likuiditas awal untuk peluncuran Soneium. Campaign ini telah mengarahkan 1,68 juta dalam likuiditas ke proyek-proyek utama seperti Sake Finance dan Yay!.
Berencana untuk meluncurkan program Astar Contribution Score (ACS) dengan 100 juta token ASTR, Astar Network memberikan rewards untuk aktivitas pengguna di berbagai protokol DeFi, game, dan aplikasi konsumen Soneium. Alih-alih hanya mendistribusikan token, ACS bertujuan untuk mendorong partisipasi ekosistem yang berkelanjutan dan pertumbuhannya.
Penggunaan kas Astar Network untuk mendukung pertumbuhan Soneium ini merupakan investasi strategis, dengan memposisikan ASTR sebagai aset lintas chain yang penting dalam ekosistem Superchain sambil memperluas kehadirannya di ekosistem Ethereum. Seiring dengan perkembangan aplikasi Web3 mainstream oleh Sony Group, ASTR dapat memperoleh kasus penggunaan dunia nyata, mendorong adopsi untuk kedua jaringan tersebut.
4.2.3. Finalisasi Layer Andal Menggunakan Astar Network
Sebagai Layer 2 rollup, Soneium menghadapi dua kendala waktu saat mengerjakan transaksi ke Ethereum mainnet: transaksi memerlukan waktu sekitar 13 menit untuk konfirmasi yang pasti di OP Stack milik Soneium, dan penarikan L1 memerlukan periode tunggu 7 hari karena karakteristik optimistic rollup.
Soneium akan menggunakan protokol MACH dari AltLayer untuk mengatasi lambatnya suatu proses. MACH adalah AVS yang menggunakan mekanisme restaking dari EigenLayer untuk keamanan dan peningkatan pengiriman pesan lintas chain. Pembaruan ini akan memberikan manfaat khususnya bagi layanan game dan keuangan yang memerlukan transaksi cepat.
Implementasi MACH akan menciptakan penggunaan baru untuk ASTR dengan menjadikannya sebagai aset kontribusi network di samping ETH yang di-restake. Hal ini memberikan pemegang token cara tambahan untuk berpartisipasi dan memperoleh rewards. Pemanfaatan yang lebih luas ini dapat memperkuat likuiditas jaringan serta keterlibatan ekosistem.
4.3. Integrasi Teknologi dan Visi: Peluang Network Baru yang Terstruktur
Kolaborasi antara Astar Network dan Soneium dapat berkembang lebih kuat seiring waktu, dengan memanfaatkan teknologi yang saling melengkapi: Astar Network berjalan di Polkadot dengan dukungan ganda EVM-WASM, sementara Soneium beroperasi sebagai Layer 2 Ethereum. Bersama-sama, mereka dapat mengembangkan skala di kedua ekosistem Ethereum dan Polkadot.
Merger Klaytn-Finschia baru-baru ini menunjukkan bagaimana dua jaringan blockchain dapat bersatu, yang menawarkan potensi model bagi Soneium dan Astar Network. Meskipun integrasi yang lebih erat dapat menjembatani ekosistem Ethereum dan Polkadot, perkembangan seperti itu memerlukan perencanaan jangka panjang yang sistematis. Jaringan-jaringan ini sedang membangun kemungkinan tersebut melalui kolaborasi saat ini yang memanfaatkan kekuatan unik mereka.
5. Tantangan Soneium: Menyeimbangkan Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual dan Sensor Jaringan
Pelanggaran hak kekayaan intelektual (IP) tetap menjadi tantangan utama dan berulang di Web3, seperti yang ditunjukkan oleh kontroversi baru-baru ini: NEIRO menghadapi sengketa mengenai hak kepemilikan, sementara CHILLGUY mendapat kritik karena penggunaan IP tanpa izin. Insiden seperti ini juga merupakan faktor rusaknya kepercayaan investor dan kredibilitas industri.
Soneium memperkenalkan konsep 'Sandbox' untuk menyeimbangkan keterbukaan dan perlindungan sambil membangun ekosistem komunitas penggemar yang berfokus pada creator. Adopsi massal teknologi Web3 memerlukan kebebasan kreatif bagi para creator dan perlindungan dasar untuk hak kekayaan intelektual mereka.
Soneium menggunakan pendekatan keamanan bertahap: selama periode peringatan atau somasi, Soneium meninjau kontrak dan proyek yang mencurigakan, menambahkannya ke “Daftar Terbatas” jika diperlukan. Alih-alih memblokir akses sepenuhnya, sistem ini memungkinkan transaksi melalui Ethereum Layer 1. Seperti yang dijelaskan oleh Vitalik Buterin, pendekatan ini bekerja seperti "polanya besar" - mencegah aktivitas buruk sambil mempertahankan aksesibilitas jaringan. Proyek dapat memperoleh akses penuh kembali setelah menyelesaikan masalah mereka.
Pendekatan ini menyeimbangkan perlindungan hak pencipta dengan nilai-nilai inti Web3 tentang keterbukaan dan inovasi. Dengan menerapkan pengawasan terkelola daripada sensor yang ketat, Soneium bertujuan untuk menyelaraskan perlindungan IP dengan desentralisasi blockchain - sebuah model potensial untuk adopsi Web3 secara mainstream.
6. Penutup
Peluncuran Soneium lebih dari sekadar inisiatif blockchain biasa – ini merupakan langkah besar Sony untuk memperluas ekosistem Web3 ke luar jangkauannya saat ini, yang hanya mencakup kurang dari 7% populasi global. Bagi Sony, proyek ini bukan sekadar eksperimen teknis, melainkan upaya untuk mengatasi tantangan mendasar dalam adopsi massal.
Waktu peluncuran ini mengingatkan kita pada transformasi serupa yang pernah dilalui Sony. Ketika Sony merevolusi musik pribadi dengan Walkman, perusahaan ini awalnya kesulitan beradaptasi dengan teknologi digital. Namun, Sony berhasil menemukan kesuksesan dengan menggabungkan hiburan dan teknologi, sebuah pendekatan yang kini bisa diperluas oleh Web3 untuk memasuki era baru.
Soneium tidak hanya mengandalkan inisiatif blockchain, tetapi juga menggabungkan keahlian perangkat keras Sony Group dengan pengalaman blockchain Startale. Kemitraan antara perusahaan besar dan startup ini menyeimbangkan sumber daya korporasi dengan fleksibilitas inovatif, bertujuan menciptakan ekosistem Web3 yang lebih praktis dan mudah diakses.
Jepang menawarkan keuntungan strategis sebagai titik awal bagi Soneium, dengan kebijakan yang mendukung industri kripto dan Web3, serta lingkungan yang mendorong kemitraan korporasi global. Faktor-faktor ini memberikan fondasi yang stabil bagi pengembangan dan ekspansi internasional Soneium.
Meski demikian, usaha Web3 Sony menghadapi berbagai tantangan, baik dari sisi teknologi, regulasi, maupun pengalaman pengguna. Kunci keberhasilan Soneium terletak pada kemampuan Sony untuk mengubah tantangan-tantangan tersebut menjadi peluang inovasi yang akan mendorong kemajuan dan adopsi Web3 secara lebih luas.
🐯 Lainnya dari Tiger Research
Telusuri lebih lanjut laporan yang relevan dengan topik ini:
Disclaimer
Laporan ini disusun berdasarkan sumber yang dianggap dapat dipercaya. Namun, kami tidak memberikan jaminan, baik secara eksplisit maupun implisit, atas keakuratan, kelengkapan, atau kesesuaian informasi yang disajikan. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang mungkin timbul akibat penggunaan laporan ini atau isinya. Kesimpulan dan rekomendasi dalam laporan ini didasarkan pada informasi yang tersedia pada saat penyusunan dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Semua proyek, estimasi, prediksi, tujuan, opini, dan pandangan yang dinyatakan dalam laporan ini dapat berubah tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau bertentangan dengan pendapat pihak lain atau organisasi lain.
Dokumen ini hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai saran hukum, bisnis, investasi, atau perpajakan. Referensi terhadap sekuritas atau aset digital dalam laporan ini hanya bersifat ilustratif dan tidak merupakan rekomendasi investasi atau penawaran layanan konsultasi investasi. Materi ini tidak ditujukan untuk investor atau calon investor.
Ketentuan Penggunaan
Tiger Research mengizinkan penggunaan wajar atas report yang telah disusun dan diterbitkan. 'Penggunaan wajar' adalah prinsip yang mengizinkan penggunaan sebagian konten untuk kepentingan publik, selama tidak merugikan nilai komersial materi tersebut. Jika penggunaan sesuai dengan prinsip ini, laporan dapat digunakan tanpa memerlukan izin terlebih dahulu. Namun, saat mengutip laporan Tiger Research, Anda diwajibkan untuk:
Menyebutkan dengan jelas 'Tiger Research' sebagai sumber.
Jika materi akan disusun ulang dan diterbitkan kembali, diperlukan persetujuan terpisah. Penggunaan laporan tanpa izin dapat mengakibatkan tindakan hukum.