
Bless Network: Infrastruktur Komputasi Baru yang Mendorong Era AI
Membangun Infrastruktur Generasi Berikutnya untuk Grid Komputasi Global
Laporan ini disusun oleh Tiger Research dan menganalisis bagaimana Bless Network membawa misi revolusi infrastruktur komputasi melalui solusi edge terdistribusi untuk era kecerdasan buatan (AI).
Ringkasan
Bless Network menghadirkan solusi infrastruktur terdistribusi baru guna mengatasi permintaan pasar terkait kebutuhan komputasi AI. Infrastruktur cloud konvensional gagal menyelesaikan tantangan utama dalam hal stabilitas, aksesibilitas, dan biaya.
Bless memanfaatkan sumber daya komputasi yang tidak terpakai dari perangkat sehari-hari, seperti MacBook dan PC, untuk mendukung komputasi edge terdistribusi. Platform ini menjamin stabilitas melalui orkestrasi otomatis, meningkatkan keamanan dengan isolasi berbasis WebAssembly (WASM), dan berpotensi memangkas biaya hingga 90% dibandingkan layanan cloud tradisional.
Bless mendorong desentralisasi dalam blockchain, menyediakan platform yang efisien bagi pengembang, serta meningkatkan aksesibilitas bagi pengguna individu. Platform ini akan menjadi infrastruktur utama bagi industri yang membutuhkan komputasi real-time, mulai dari kendaraan otonom hingga smart city.
1. AI: Transformasi Produktivitas ke Produksi
Teknologi kecerdasan buatan (AI) kini telah memasuki babak baru. AI tidak lagi sekedar alat bantu untuk meningkatkan produktivitas, tetapi kini mampu bekerja secara mandiri dengan sedikit campur tangan manusia. AI modern bisa menganalisis situasi kompleks, mengambil keputusan secara otomatis, dan menyelesaikan tugas tingkat tinggi, dan saat ini, agent AI bahkan dapat menyusun laporan mendalam dan menulis kode dengan kualitas setara pengembang senior.
Apa yang dulu terasa seperti masa depan, kini mulai menjadi kenyataan. Dalam CES 2025, CEO NVIDIA, Jensen Huang, menyatakan, 'Teknologi AI mendefinisikan ulang cara kerja di setiap industri.' Ia menekankan bahwa AI tidak hanya akan mengubah operasional bisnis, tetapi juga membentuk kembali proses penciptaan nilai dan membawa dampak besar pada berbagai aspek kehidupan sehari-hari.
2. Tantangan AI: Stabilitas, Aksesibilitas, dan Biaya
Adopsi AI berkembang pesat seiring kemajuan teknologi. ChatGPT dari OpenAI mencapai 100 juta pengguna aktif bulanan (MAU) hanya dalam dua bulan setelah peluncurannya, menjadikannya aplikasi dengan pertumbuhan tercepat dalam sejarah. Lonjakan ini bukan sekadar tren sesaat, tetapi mencerminkan perubahan mendasar dalam cara kita memanfaatkan teknologi.
Namun, adopsi AI secara luas memberikan tekanan besar pada infrastruktur daya yang ada. Model bahasa berskala besar (LLMs) membutuhkan sumber daya komputasi yang sangat besar, sementara lonjakan lalu lintas pengguna sering kali menyebabkan gangguan layanan. Heatmap ketersediaan layanan OpenAI dalam tiga bulan terakhir menunjukkan gangguan yang sering terjadi.
Untuk mengimbangi lonjakan permintaan, perusahaan dan pemerintah mulai memperluas infrastruktur pusat data. Salah satu contohnya adalah inisiatif Stargate di Amerika Serikat. Tentunya, sistem terpusat saja tidak cukup untuk menopang operasi AI. Semakin banyak pengguna, semakin besar tekanan pada server yang ada. Selain itu, pengguna yang berada jauh dari pusat data menghadapi waktu respons yang lebih lambat, yang berdampak pada kinerja layanan.
Biaya juga menjadi tantangan yang dihadapi, melatih dan menjalankan model AI membutuhkan investasi besar, sehingga sulit menciptakan model bisnis yang berkelanjutan. Contohnya, Deepseek yang awalnya menarik perhatian dengan harga API yang rendah, baru-baru ini menaikkan tarifnya hingga lima kali lipat. OpenAI pun masih beroperasi dengan kerugian dan bergantung pada pendanaan eksternal untuk menjaga layanannya tetap berjalan.
Infrastruktur terpusat tidak dapat mengatasi tantangan ini sepenuhnya. Industri membutuhkan pendekatan yang lebih terdistribusi. Bless menawarkan solusi desentralisasi untuk menangani masalah kritis dalam lanskap AI saat ini. Dengan memanfaatkan komputasi edge yang terdistribusi, Bless membangun infrastruktur yang lebih scalable dan efisien guna memenuhi permintaan AI yang terus berkembang. Model desentralisasi ini meningkatkan aksesibilitas, menekan biaya, dan menyediakan solusi AI yang lebih andal bagi pasar yang terus berkembang.
3. Bless Network: Infrastruktur Komputasi Masa Depan untuk AI
Didirikan oleh alumni Binance Labs dan Akash Network, Bless telah mendapatkan pendanaan awal sebesar $8 juta. Proyek ini sedang membangun jaringan komputasi edge terdistribusi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan komputasi yang terus meningkat di era AI. Saat ini, Bless mengoperasikan testnet berbasis Solana yang telah menarik lebih dari 2,7 juta pengguna.
Berbeda dengan sistem sentralisasi, Bless memanfaatkan daya komputasi yang tidak terpakai dari perangkat sehari-hari seperti MacBook dan PC. Jaringan ini mengandalkan sumber daya dari komunitas, bukan pusat data besar. Bless menangani berbagai tugas, mulai dari inferensi AI dan pemrosesan data hingga web hosting. Beban kerja didistribusikan berdasarkan kapabilitas perangkat—perangkat berperforma tinggi digunakan untuk pelatihan model AI, sementara perangkat lainnya menangani tugas pemrosesan yang lebih ringan.
Pendekatan ini memberikan akses bagi pengembang ke lingkungan komputasi yang transparan, stabil, dan hemat biaya. Dengan model desentralisasi ini, Bless menghadirkan infrastruktur komputasi yang fleksibel dan scalable untuk semua orang.
4. Struktur Reward yang Jelas untuk Jaringan Komputasi Terdistribusi
Bless menawarkan struktur insentif yang jelas melalui model tokenomics-nya. Operator node mendapatkan token Bless sebagai fee atas kontribusi daya komputasi yang tidak terpakai, sementara pengguna layanan membeli sumber daya komputasi menggunakan token ini sesuai kebutuhan mereka.
Dari setiap pembayaran pengguna, 90% token dialokasikan kepada operator node, sementara 10% masuk ke treasury. Selain itu, 10% lainnya digunakan untuk menstabilkan nilai jaringan melalui mekanisme buyback dan burn token. Struktur yang transparan ini menciptakan insentif yang kuat bagi peserta, mendorong pertumbuhan berkelanjutan serta ekspansi jaringan.
Model tokenomics berbasis Web3 menjadi pondasi ideal untuk membangun infrastruktur komputasi terdistribusi. Tidak seperti layanan komputasi awan terpusat yang tunduk pada regulasi perusahaan dan pemerintah, Bless mengadopsi jaringan terbuka berbasis token yang memungkinkan partisipasi global. Dengan pendekatan desentralisasi ini, pengguna dapat mengakses sumber daya komputasi tanpa dibatasi sistem pembayaran terpusat atau regulasi nasional.
Siapa saja bisa berkontribusi ke jaringan Bless tanpa memerlukan peralatan khusus atau keahlian teknis. Seiring dengan meningkatnya performa perangkat pribadi, semakin mudah bagi pengguna untuk berpartisipasi dan memperoleh pendapatan stabil melalui mekanisme reward. Dalam jangka panjang, struktur ini bahkan berpotensi berkembang menjadi model Universal Basic Income (UBI).
5. Keunggulan Utama Bless: Biaya, Stabilitas, dan Keamanan
5.1. Manajemen Adaptif Berbasis Orkestrasi Otomatis
Bless memastikan infrastruktur yang stabil melalui mekanisme orkestrasi otomatis. Sistem ini menganalisis status jaringan secara real-time untuk menugaskan tugas kepada node yang paling sesuai. Pendekatan ini mirip dengan model ride-sharing seperti Uber. Jika taksi konvensional terbatas karena hanya tersedia di lokasi dan kendaraan tertentu, Uber mengoptimalkan alokasi pengemudi berdasarkan permintaan dan kondisi lalu lintas secara real-time. Begitu juga dengan Bless, yang menawarkan layanan andal dengan memanfaatkan perangkat pengguna yang tersebar di seluruh dunia, bukan bergantung pada infrastruktur terpusat.
Bless mengoptimalkan alokasi tugas dengan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti jenis beban kerja, kinerja node, riwayat keandalan, status saat ini, dan kedekatan geografis. Proses yang memerlukan waktu lama ditempatkan pada node yang stabil, sementara fungsi serverless dialokasikan ke node terdekat untuk mempercepat eksekusi dan mengurangi latency.
Selain itu, Bless meningkatkan efisiensi dan keamanan jaringan menggunakan teknik komputasi canggih. Sistem ini memanfaatkan metode simulated annealing untuk mengevaluasi waktu respon node serta kinerja perangkat kerasnya. Bless juga menerapkan distribusi Greco-Latin square untuk mendistribusikan beban kerja secara acak ke beberapa node, mencegah manipulasi, dan meningkatkan keamanan.
Orkestrasi otomatis ini juga memungkinkan failover yang cepat. Dengan gateway berbasis geolokasi dan sistem pemantauan health-check yang terus-menerus memantau kinerja node secara real-time, jika ada node yang gagal, sistem akan langsung mengalihkan tugas ke node terdekat yang memenuhi kualifikasi, meminimalkan waktu downtime. Bless memastikan proses failover berlangsung dalam waktu kurang dari satu detik, dengan redistribusi tugas dalam 800 milidetik untuk menjaga layanan tetap berjalan tanpa gangguan.
5.2. Efisiensi Biaya: Optimalisasi Sumber Daya yang Tidak Terpakai
Bless menawarkan solusi yang lebih hemat dibandingkan layanan cloud tradisional dengan memanfaatkan edge computing terdistribusi. Layanan cloud konvensional memerlukan investasi besar untuk membangun pusat data, mengelola infrastruktur fisik, dan memastikan pasokan listrik yang stabil. Biaya tetap yang tinggi ini akhirnya dibebankan kepada pengguna akhir dalam bentuk tarif layanan yang mahal.
Sebaliknya, Bless memangkas biaya dengan memanfaatkan daya komputasi yang tidak digunakan alias menganggur dari perangkat pribadi. Dengan model ini, layanan dapat berjalan secara berkelanjutan melalui mekanisme orkestrasi otomatis, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Pendekatan ini menghilangkan kebutuhan akan pusat data fisik dan menekan biaya operasional hingga hanya 10% dari layanan cloud biasanya.
Meski layanan cloud terkelola telah menyederhanakan operasi TI, lonjakan permintaan daya komputasi AI menghadirkan tantangan baru. Menurut IDC (International Data Corporation), pengeluaran global untuk layanan public cloud diperkirakan mencapai $805 miliar pada 2024 dan akan berlipat ganda pada 2028. Untuk tetap kompetitif, bisnis perlu mengadopsi solusi yang lebih efisien dan hemat biaya.
Hadir sebagai alternatif yang scalable dan terjangkau, Bless mendorong kemajuan teknologi perangkat pribadi dengan membuka lebih banyak potensi sumber daya komputasi yang tidak terpakai, memperkuat infrastruktur terdesentralisasi yang lebih efisien dan berkelanjutan sehingga menjadi pondasi utama bagi era AI.
5.3. Keamanan: Isolasi Lingkungan dengan WASM
Keamanan adalah aspek krusial dalam komputasi terdistribusi. Sistem harus memblokir kode berbahaya sekaligus melindungi data pengembang. Untuk itu, Bless menerapkan lingkungan runtime berbasis WebAssembly (WASM).
Kerangka keamanan WASM bekerja layaknya brankas bank: pengembang menyimpan kode dan data mereka di dalamnya, sementara operator node menjalankan tugas tanpa akses langsung ke data tersebut.
Selain meningkatkan keamanan, WASM juga mengoptimalkan performa melalui ahead-of-time (AOT) compilation dan bytecode obfuscation. Data yang diproses dilindungi dengan enkripsi dalam memori (in-memory encryption), menghadirkan keamanan setara dengan Trusted Execution Environment (TEE) tanpa bergantung pada Intel SGX atau AMD SEV.
Lingkungan ini memastikan transparansi dalam operasi agent AI, memungkinkan sistem memverifikasi bahwa agen bekerja secara otonom tanpa intervensi manusia. Seiring berkembangnya teknologi Zero-Knowledge Proof (ZKP), keamanan Bless akan semakin diperkuat.
6. Eksplorasi Baru dalam Komputasi Edge Terdistribusi
6.1. Solusi atas Sentralisasi dalam Infrastruktur Blockchain
Ekosistem blockchain saat ini masih bergantung pada infrastruktur cloud tersentralisasi seperti AWS, Google Cloud, dan Microsoft Azure. Mayoritas validator dan aplikasi terdesentralisasi (dApps) beroperasi di platform ini, yang bertentangan dengan prinsip desentralisasi.
Bless menawarkan solusi dengan jaringan node yang tersebar secara global, meningkatkan keamanan, stabilitas, dan ketahanan terhadap gangguan. Semakin banyak peserta yang bergabung, semakin tinggi tingkat desentralisasinya, menciptakan infrastruktur yang lebih mandiri dan scalable bagi validator blockchain serta pengembang dApps.
6.2. Ekosistem Pengembangan yang Ramah Developer
Bless menghadirkan lingkungan pengembangan efisien dengan komputasi edge terdistribusi dan pendekatan local-first. Tugas dijalankan pada node terdekat, mengurangi latensi dan meningkatkan stabilitas, seperti CDN Netflix yang memastikan streaming lancar secara global.
Bless CLI menyederhanakan pengelolaan proyek, dari deployment hingga monitoring, memungkinkan developer menerapkan situs atau aplikasi hanya dengan satu perintah. Runtime WASM mendukung berbagai bahasa pemrograman seperti Python, JavaScript, Go, dan Rust, memberi fleksibilitas bagi developer.
Selain itu, Bless menyediakan Functions, lingkungan serverless mirip AWS Lambda, yang menjalankan tugas secara otomatis berdasarkan pemicu jaringan dan peristiwa on-chain. Dengan fitur-fitur ini, Bless menciptakan ekosistem pengembangan yang fleksibel dan efisien.
6.3. Peluang Baru bagi Pengguna Ritel
Permintaan komputasi berkinerja tinggi terus meningkat, terutama untuk model AI seperti Deepseek 70B+ yang melampaui kapasitas komputer pribadi. Bless menghadirkan infrastruktur terdistribusi yang memungkinkan akses cepat dan mudah ke model bahasa berskala besar (LLM).
Di industri game, Bless menawarkan solusi rendering berkualitas tinggi dengan biaya lebih rendah, mengurangi kebutuhan perangkat keras mahal bagi para gamer.
Selain itu, pengguna dapat berbagi daya komputasi mereka dan memperoleh pendapatan, membuka peluang ekonomi baru di era digital serta mendorong partisipasi lebih luas dalam ekosistem komputasi.
7. Bless: Akselerasi Jaringan Komputasi Global
Bless tidak hanya mendukung AI, tetapi juga industri lain yang membutuhkan pemrosesan real-time, seperti kendaraan otonom, smart city, dan diagnosis medis. Dengan arsitektur edge computing yang fleksibel, Bless menjadi solusi ideal dibandingkan pusat data monolitik.
Untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat, Bless terus berkembang. Saat ini, lebih dari 2,7 juta node telah terdaftar, dan jaringan ini mendukung 800.000 pengguna aktif harian (DAU) melalui ekstensi Chrome.
Ke depan, Bless berencana memperkenalkan tiga jenis node baru:
Desktop Nodes: Aplikasi mandiri untuk menangani beban kerja jangka panjang.
CLI Nodes: Solusi berbasis Docker untuk institusi dan operator profesional.
Nestled Nodes: Node otomatis yang berkontribusi pada daya komputasi tanpa memerlukan instalasi tambahan—komputasi akan berlangsung saat pengguna membuka aplikasi yang didukung.
Nestled Nodes memungkinkan ekspansi jaringan tanpa hambatan. Model ini mengikuti paradigma Network-Neutral Application (nnAPP) dari Bless, di mana daya komputasi bertambah secara otomatis seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna yang mengakses aplikasi terkait
Sistem ini menghubungkan perangkat seperti MacBook, PC, dan server sebagai node terdistribusi, memungkinkan akses instan ke sumber daya komputasi di seluruh dunia. Strategi ini menghilangkan batasan regional dan membangun dasar bagi jaringan komputasi global. Bless bertujuan menciptakan infrastruktur universal yang mampu mendukung kebutuhan komputasi di berbagai sektor berteknologi tinggi.
8. Kesimpulan
Era AI menuntut infrastruktur yang mampu mengimbangi lonjakan beban kerja yang terus meningkat. Ketergantungan pada pusat data terpusat menghadapi tantangan signifikan—mulai dari biaya tinggi hingga latensi yang menghambat efisiensi. Bless menawarkan pendekatan transformatif dengan memberdayakan sumber daya komputasi yang belum dimanfaatkan melalui model desentralisasi.
Lebih dari sekadar inovasi teknis, Bless mendorong aksesibilitas dan distribusi daya komputasi yang lebih merata, mengurangi kesenjangan teknologi global. Jika internet merevolusi akses terhadap informasi, Bless bertujuan untuk mendemokratisasi akses terhadap AI, membuka peluang baru bagi masa depan yang lebih inklusif dan didorong oleh kecerdasan buatan.
🐯 Lainnya dari Tiger Research
Telusuri lebih lanjut laporan yang relevan dengan topik ini:
Disclaimer
Laporan ini disusun berdasarkan sumber yang dianggap dapat dipercaya. Namun, kami tidak memberikan jaminan, baik secara eksplisit maupun implisit, atas keakuratan, kelengkapan, atau kesesuaian informasi yang disajikan. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang mungkin timbul akibat penggunaan laporan ini atau isinya. Kesimpulan dan rekomendasi dalam laporan ini didasarkan pada informasi yang tersedia pada saat penyusunan dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Semua proyek, estimasi, prediksi, tujuan, opini, dan pandangan yang dinyatakan dalam laporan ini dapat berubah tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau bertentangan dengan pendapat pihak lain atau organisasi lain.
Dokumen ini hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai saran hukum, bisnis, investasi, atau perpajakan. Referensi terhadap sekuritas atau aset digital dalam laporan ini hanya bersifat ilustratif dan tidak merupakan rekomendasi investasi atau penawaran layanan konsultasi investasi. Materi ini tidak ditujukan untuk investor atau calon investor.
Ketentuan Penggunaan
Tiger Research mengizinkan penggunaan wajar atas report yang telah disusun dan diterbitkan. 'Penggunaan wajar' adalah prinsip yang mengizinkan penggunaan sebagian konten untuk kepentingan publik, selama tidak merugikan nilai komersial materi tersebut. Jika penggunaan sesuai dengan prinsip ini, laporan dapat digunakan tanpa memerlukan izin terlebih dahulu. Namun, saat mengutip laporan Tiger Research, Anda diwajibkan untuk:
Menyebutkan dengan jelas 'Tiger Research' sebagai sumber.
Jika materi akan disusun ulang dan diterbitkan kembali, diperlukan persetujuan terpisah. Penggunaan laporan tanpa izin dapat mengakibatkan tindakan hukum.