Canton Network: Blockchain Paling Realistis
Menjembatani Ideal Blockchain dengan Realitas Institusional
Laporan ini disusun oleh Tiger Research, menganalisis pendekatan Canton Network dalam menjembatani idealisme blockchain dengan realitas institusi keuangan melalui arsitektur transparansi selektif dan infrastruktur yang sesuai dengan regulasi.
TL;DR
Menyelesaikan Ketidaksesuaian Blockchain–Institusi: Transparansi radikal dan desentralisasi pada blockchain tradisional bertentangan dengan kebutuhan institusi keuangan akan privasi, kepatuhan regulasi, dan kontrol sehingga adopsi hanya terbatas pada tahap uji coba (pilot).
Mendukung Arsitektur Transparansi Selektif: Model “public permissioned” dengan smart contract Daml memungkinkan kontrol privasi di level transaksi, memenuhi standar regulasi Basel, dan mendukung alur kerja berskala institusional melalui kerangka hak dan kewajiban.
Mencapai Skala Institusional Nyata: 400+ institusi, lebih dari USD 6 triliun aset yang ditokenisasi, 3 juta transaksi harian, dengan pemain besar seperti Bank of America melakukan perdagangan Treasury on-chain 24/7 sejak peluncuran tahun 2024.
1. Antara Ideal Blockchain dan Realitas
Sejak awal, teknologi blockchain dibangun di atas dua prinsip utama: (1)Transparansi radikal, di mana semua transaksi dapat dilihat secara publik, (2) Desentralisasi, di mana sistem beroperasi tanpa kendali terpusat. Meskipun prinsip-prinsip ini membentuk evolusi awal blockchain, realitas penerapannya berkembang secara berbeda.
Pada tahap awal, para pionir membangun layanan berdasarkan transparansi dan desentralisasi. Namun, adopsi hanya meluas di komunitas niche. Seiring meningkatnya kebutuhan partisipasi lebih luas, semakin jelas bahwa menggantikan sistem eksisting sepenuhnya dengan infrastruktur blockchain tidaklah praktis.
Bagi institusi keuangan, tantangan ini jauh lebih signifikan. Transparansi radikal berpotensi membuka strategi perdagangan dan data keuangan korporasi. Sementara itu, desentralisasi bertentangan dengan kebutuhan kontrol dan tata kelola yang ketat.
Akibatnya, prinsip dasar blockchain sering kali berbenturan dengan kebutuhan institusi akan privasi, pengawasan, kepatuhan regulasi, dan skalabilitas. Meski institusi mengakui manfaat jelas — seperti penyelesaian transaksi real-time dan efisiensi modal — sebagian besar tetap berada di tahap pilot.
Pertumbuhan jangka panjang tidak dapat bergantung hanya pada basis kecil pendukung ideologis. Adopsi institusional dan ekspansi pasar yang lebih luas membutuhkan pendekatan yang mengutamakan kebutuhan praktis daripada kemurnian filosofis.
2. Canton Network: Pendekatan yang Pragmatik
Canton Network hadir untuk menjawab ketegangan antara idealisme blockchain dan realitas institusional. Tidak seperti blockchain generasi awal yang bergantung pada model absolut, Canton memperkenalkan fleksibilitas yang memungkinkan institusi memilih bagaimana informasi dan kontrol dikelola.
Pendekatan ini mencerminkan kebutuhan praktis institusi keuangan. Beberapa informasi harus sepenuhnya transparan bagi regulator, tetapi tetap tersembunyi dari kompetitor. Privasi klien harus terlindungi tanpa menghambat audit internal. Blockchain tradisional dengan model biner antara keterbukaan penuh atau kerahasiaan total tidak dapat mengakomodasi kebutuhan yang kompleks ini.
Canton Network membedakan dirinya melalui protokol Canton, yang memungkinkan institusi memenuhi persyaratan regulasi dan mengelola risiko sembari mempertahankan keunggulan blockchain seperti penyelesaian transaksi real-time dan efisiensi modal. Hal ini memposisikan Canton sebagai infrastruktur yang mendukung transisi dari proyek uji coba menuju adopsi institusional berskala besar.
Pada intinya, protokol Canton memungkinkan: Kontrol independen terhadap aplikasi dan transaksi, Privasi yang dapat dikonfigurasi melalui model konsensus unik “proof of stakeholder”, dan Interoperabilitas antar sistem yang dioperasikan secara terpisah.
2.1. Desain Alur Kerja Berkelas Institusi
Semua ini dimungkinkan melalui Daml, bahasa pemrograman fungsional yang dirancang khusus untuk mengotomatisasi alur kerja keuangan multi-pihak secara aman dan efisien. Dengan memanfaatkan Daml, Canton Network menawarkan alternatif terhadap kerangka smart contract yang ada, seperti Solidity di Ethereum, dengan arsitektur yang disesuaikan untuk kebutuhan institusi.
Daml menyusun kontrak berdasarkan hak dan kewajiban, yang secara langsung mencerminkan sifat transaksi keuangan. Setiap perjanjian keuangan dapat diurai menjadi perpindahan hak dan serangkaian kewajiban. Sebagai contoh, dalam kontrak sewa: Penyewa memiliki hak untuk menempati apartemen, namun memiliki kewajiban untuk membayar biaya perawatan. Pemilik memiliki hak menerima deposit, namun berkewajiban memberikan akses ke properti. Daml mengodekan hubungan ini secara tepat dalam bentuk yang dapat dieksekusi.
Daml dan Canton kemudian menghubungkan berbagai sistem berbeda ke dalam satu alur kerja otomatis melalui atomic composability di tingkat smart contract. Dalam model ini, semua langkah yang saling bergantung harus berhasil bersama-sama atau gagal bersama, sehingga menjaga integritas transaksi.
Contohnya dalam transaksi real estat: Begitu pembeli menyetor dana, proses peninjauan pinjaman dimulai secara otomatis. Setelah disetujui, proses pengalihan sertifikat kepemilikan berjalan. Setiap tahap diikat oleh hak dan kewajiban yang jelas, dan seluruh proses diperlakukan sebagai satu transaksi yang tidak dapat dipisah. Jika salah satu tahap gagal, sistem akan kembali ke kondisi semula.
Yang tak kalah penting, sistem ini fleksibel dan dapat dikontrol. Kontrak dapat diubah dengan persetujuan bersama, memungkinkan adaptasi terhadap perubahan tak terduga seperti pergeseran regulasi atau keputusan pengadilan.
Dengan memanfaatkan Daml, Canton Network memberikan kondisi operasional yang dibutuhkan institusi: definisi hak dan kewajiban yang eksplisit, alur kerja yang sesuai praktik industri, serta kemampuan adaptasi dan tata kelola bawaan. Ini memungkinkan institusi memenuhi tuntutan kepatuhan dan privasi tanpa mengorbankan efisiensi.
2.2. Regulasi dan Privasi
Hambatan utama adopsi blockchain oleh institusi keuangan adalah regulasi, yang sangat terkait dengan privasi data dan kontrol operasional. Salah satu penghalang terbesar adalah Basel Accords, standar internasional yang dikembangkan oleh Basel Committee on Banking Supervision di bawah Bank for International Settlements. Meskipun tidak mengikat secara hukum, standar ini biasanya diimplementasikan melalui undang-undang nasional, sehingga memiliki kekuatan praktis.
Di bawah aturan Basel, aset tanpa jaminan yang diterbitkan di blockchain publik masuk ke dalam “Group 2”, dengan bobot risiko hingga 1250%. Dalam praktiknya, ini berarti kepemilikan aset blockchain senilai 100 juta KRW membutuhkan modal regulasi sebesar 1,25 miliar KRW — membuat penggunaan berskala besar menjadi tidak ekonomis.
Canton Network mengatasi masalah ini melalui arsitektur “public permissioned”. Seperti internet yang terbuka namun membatasi akses ke platform sensitif seperti situs perbankan, Canton menggabungkan keterbukaan dengan kontrol akses yang sangat rinci.
Hal ini diwujudkan melalui privasi di tingkat sub-transaksi. Hanya pihak-pihak yang terlibat langsung yang dapat melihat dan mencatat data spesifik yang relevan bagi mereka, sementara peserta lain hanya melihat informasi yang perlu mereka ketahui. Sebagai contoh, dalam transaksi delivery-versus-payment (DvP): Bank hanya dapat melihat transfer kas. Lembaga penyimpanan sekuritas hanya dapat melihat transfer sekuritas.
Smart contract Daml memungkinkan kontrol akses data yang sangat detail, sehingga aset tradisional yang di tokenisasi dapat memenuhi syarat sebagai eksposur “Group 1” dan menghindari beban modal yang tinggi. Mekanisme yang sama juga mendukung pengungkapan selektif untuk auditor, memungkinkan pengawasan tanpa mengorbankan kerahasiaan.
Dengan demikian, Canton menyelesaikan trade-off penting yang membatasi blockchain sebelumnya. Transparansi penuh pada blockchain publik merusak kerahasiaan.Opasitas penuh pada blockchain privat menghambat interoperabilitas.
Dengan transparansi selektif, Canton memungkinkan institusi memenuhi regulasi sekaligus melindungi privasi.
2.3. Performa dalam Skala Sistem Keuangan
Agar blockchain layak digunakan di pasar modal, sistem ini harus mampu beroperasi dalam skala infrastruktur keuangan global. Volume perdagangan harian di pasar valuta asing saja melebihi USD 7,5 triliun, dan jika digabungkan dengan saham, obligasi, serta derivatif, nilainya mencapai puluhan triliun dolar. Institusi memerlukan blockchain yang dapat: Menyamai tolok ukur performa sistem eksisting, Tetap stabil saat periode puncak, dan Mendukung operasi terus-menerus 24/7.
Canton Network menjawab kebutuhan ini melalui arsitektur “network of networks”. Berbeda dengan blockchain tradisional yang beroperasi sebagai satu sistem monolitik, Canton tersusun seperti jaringan transportasi, di mana banyak sub-network saling terhubung untuk menyeimbangkan beban dan menjamin ketahanan. Struktur ini mencakup:
Participant Nodes: Node milik institusi yang hanya memvalidasi transaksi mereka sendiri dan dapat menampung beberapa pihak dengan aman.
CSP (Canton Service Providers): Penyedia infrastruktur regional yang menghubungkan node peserta dan menyediakan layanan sesuai regulasi lokal.
vCSP (Virtual CSP): Lapisan sinkronisasi global yang menjadi tulang punggung untuk penyelesaian lintas aplikasi dan lintas wilayah, saat ini telah dioperasikan oleh lebih dari 30 institusi besar.
Arsitektur berlapis ini berfungsi seperti sistem transportasi kota: Participant nodes sama seperti gedung, CSP berperan seperti jaringan jalan regional, vCSP sebagai jalan tol penghubung antar wilayah. Node dapat terhubung ke beberapa CSP, transaksi dapat dialihkan jika satu jalur padat, dan kapasitas jaringan dapat diperluas dengan menambah CSP baru.
Contoh transaksi lintas negara: Samsung–Apple.
Node Samsung terhubung ke CSP Korea yang memegang digital KRW. Node Apple terhubung ke CSP AS yang memegang digital USD. Keduanya juga terhubung ke vCSP global.
Ketika Apple melakukan pemesanan, smart contract menahan escrow USD 100.000. Setelah Samsung mengonfirmasi pengiriman, dana dilepaskan secara otomatis. Proses ini selesai dalam hitungan menit, dibandingkan transfer internasional konvensional yang memakan waktu 2–3 hari. CSP Korea memvalidasi aktivitas KRW Samsung. CSP AS memvalidasi aktivitas USD Apple. vCSP memastikan penyelesaian atomik di antara keduanya.
Sementara itu, CSP lain dapat memproses transaksi tidak terkait (misalnya LG–Sony atau Google–Microsoft) secara paralel, meningkatkan throughput sistem. Karena CSP beroperasi secara independen, kapasitas total meningkat seiring bertambahnya jumlah penyedia.
Pendekatan paralel ini memungkinkan eksekusi serentak lintas domain sinkronisasi. Saat ini, Canton memproses lebih dari 4 transaksi per detik dan mencatat lebih dari 3,5 juta event terkait Canton Coin dalam satu hari. Digital Asset dan para mitra institusionalnya telah berhasil mengeksekusi transaksi U.S. Treasury dan repo on-chain, menunjukkan kemampuan penyelesaian berkelanjutan bahkan pada akhir pekan.
3. Membangun Ekosistem Canton
Canton Network mengatasi masalah klasik “chicken-and-egg” dalam adopsi blockchain: layanan tidak muncul tanpa pengguna, dan pengguna tidak bergabung tanpa adanya layanan. Canton menyelesaikan dilema ini melalui model insentif dan distribusi yang unik.
Di pusat ekosistem ini terdapat Canton Coin, mata uang digital asli jaringan. Berbeda dengan banyak proyek blockchain yang melakukan pra-penambangan (pre-mining) dan mengalokasikan token secara tidak proporsional kepada pendiri atau investor modal ventura, distribusi Canton Coin sepenuhnya berbasis kontribusi terhadap jaringan. Tidak ada alokasi awal untuk modal ventura atau yayasan. Peserta memperoleh koin hanya dengan memberikan nilai nyata seperti mengoperasikan infrastruktur, mengembangkan aplikasi, atau melakukan transaksi.
Dengan kata lain, distribusinya menyerupai pembayaran upah atas pekerjaan yang dilakukan, bukan hibah atau spekulasi. Fitur kedua adalah mekanisme “burn-and-mint equilibrium”. Biaya transaksi yang dibayar oleh pengguna dibakar, secara permanen mengurangi pasokan. Koin baru dicetak sebagai hadiah untuk para kontributor.
Ini menciptakan keseimbangan antara kelangkaan yang digerakkan oleh penggunaan dan penerbitan yang digerakkan oleh kontribusi. Alokasi hadiah juga berubah seiring waktu: Pada tahap awal, hadiah yang lebih besar diberikan kepada super-validator, pihak yang membangun fondasi infrastruktur jaringan. Seiring sistem menjadi stabil, porsi hadiah bergeser ke pengembang aplikasi dan penyedia layanan, yang memperluas ekosistem di atas infrastruktur tersebut. Pola ini mencerminkan pembangunan sebuah kota baru: Awalnya fokus pada pembangunan jalan dan utilitas dasar, Lalu berkembang dengan munculnya ritel dan penyedia layanan yang menghidupkan kota tersebut.
4. Arah Canton Network ke Depan
Sejak peluncuran resminya pada Juli 2024, Canton Network menunjukkan pertumbuhan yang kuat dengan membuktikan nilai praktis bagi institusi keuangan, bukan sekadar pencapaian teknologi.
Kemajuan ini terlihat jelas dalam penggalangan dana. Pada Juni 2025, Canton memperoleh USD 135 juta dalam putaran yang dipimpin oleh DRW Trading dan Tradeweb, dengan partisipasi luas dari berbagai perusahaan keuangan tradisional besar. Institusi-institusi ini tidak hanya menjadi investor, tetapi juga kontributor aktif dalam pengembangan layanan dan operasional jaringan.
Yang lebih mencolok lagi adalah nilai aset yang diproses: Aset yang ditokenisasi di Canton melampaui USD 6 triliun, lebih besar dari PDB banyak negara. Jaringan ini juga memproses lebih dari USD 280 miliar per hari dalam transaksi U.S. Treasury report.
Beberapa kasus adopsi konkret mulai bermunculan: Pada 12 Agustus 2025, Bank of America, Circle, Citadel Securities, DTCC, Société Générale, dan Tradeweb melakukan transaksi pendanaan akhir pekan pertama secara on-chain yang melibatkan U.S. Treasuries dan USDC, menandai munculnya pasar modal 24/7.
Bidang penyelesaian stablecoin juga menunjukkan perkembangan pesat. Circle telah mengintegrasikan USDC dengan Canton, menekankan pentingnya kontrol privasi dalam transaksi antar perusahaan. Paxos juga bergabung sebagai validator. Institusi menyoroti kemampuan Canton untuk memenuhi persyaratan regulasi sembari menjaga kerahasiaan detail transaksi.
Ke depan, diharapkan akan terjadi adopsi yang lebih luas, terutama dalam tokenisasi RWA (Real World Assets). Sektor real estat, komoditas, dan seni kemungkinan akan mengikuti, memperluas likuiditas jauh melampaui USD 6 triliun aset yang sudah di tokenisasi saat ini.
Dalam jangka panjang, Canton mengarah pada pasar modal global berbasis blockchain yang beroperasi tanpa henti 24/7, tidak terbatas oleh zona waktu atau perbatasan negara. Langkah seperti pengajuan Nasdaq untuk mendukung ekuitas tokenized menegaskan pergeseran besar ini.
Dengan demikian, Canton memposisikan dirinya sebagai infrastruktur yang dioptimalkan untuk masa transisi, menjembatani keunggulan blockchain dengan kebutuhan institusional nyata. Arah perkembangannya akan ditentukan oleh sejauh mana Canton mampu menyeimbangkan idealisme teknologi dengan tuntutan dunia nyata.
🐯 Lainnya dari Tiger Research
Telusuri lebih lanjut laporan yang relevan dengan topik ini:
Disclaimer
Laporan ini sebagian didanai oleh Canton Network. Namun, laporan ini diproduksi secara independen oleh tim peneliti kami menggunakan sumber-sumber yang kredibel. Temuan, rekomendasi, dan opini yang disajikan berdasarkan informasi yang tersedia pada saat publikasi dan dapat berubah tanpa pemberitahuan. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari penggunaan laporan ini atau isinya, serta tidak memberikan jaminan, baik secara tersurat maupun tersirat, mengenai akurasi, kelengkapan, maupun kesesuaiannya. Informasi yang tercantum dapat berbeda dari pandangan pihak lain. Laporan ini hanya ditujukan untuk tujuan informasi dan bukan merupakan nasihat hukum, bisnis, investasi, maupun pajak. Segala referensi terhadap sekuritas atau aset digital hanya bersifat ilustratif, dan tidak dapat dianggap sebagai rekomendasi investasi atau penawaran jasa penasihat investasi. Materi ini tidak ditujukan untuk investor maupun calon investor.
Ketentuan Penggunaan
Tiger Research mengizinkan penggunaan wajar atas report yang telah disusun dan diterbitkan. ‘Penggunaan wajar’ adalah prinsip yang mengizinkan penggunaan sebagian konten untuk kepentingan publik, selama tidak merugikan nilai komersial materi tersebut. Jika penggunaan sesuai dengan prinsip ini, laporan dapat digunakan tanpa memerlukan izin terlebih dahulu. Namun, saat mengutip laporan Tiger Research, Anda diwajibkan untuk:
Menyebutkan dengan jelas ‘Tiger Research’ sebagai sumber.
Menyertakan logo Tiger Research (hitam/putih).
Jika materi akan disusun ulang dan diterbitkan kembali, diperlukan persetujuan terpisah. Penggunaan laporan tanpa izin dapat mengakibatkan tindakan hukum.